"Hari Senin ada kunjungan raja Swedia, kita bisa lihat bapak presiden menghadiri pertemuan di Beijing, beberapa hari yang lalu, dan ada banyak sekali permintaan pertemuan bilateral, tapi tidak semuanya karena waktu terbatas, bagaimana dunia saat ini melihat bilateral Indonesia," kata Jubir Kementerian Luar Negeri (Kemlu), Arrmanatha Nasir dalam pers briefing yang berlangsung di kantornya, Jalan Pejambon nomor 6, Jakarta Pusat, Kamis (18/5/2017).
Duta Besar Indonesia untuk Swedia, R Bagas Hapsoro menyampaikan kemungkinan kerja sama dalam kunjungan Raja Carl. Salah satunya dalam bidang riset dan teknologi serta transportasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kali ini kita sudah sampai upgrading, memorandum of understanding selama beberapa dekade ini, Swedia sudah sampai inovasi teknologi, kita sehari-hari menggunakan bluetooth, skype, musik dan lain sebagainya," imbuhnya.
Bagas mengatakan kesempatan ini akan digunakan untuk membina serta meningkatkan hubungan antardua negara. Apalagi kerja sama ini berpotensi membuka peluang kerja bagi tenaga kerja Indonesia.
"Saya hanya ingin menekankan, kita tidak akan melewatkan kesempatan yang baik ini untuk membina dan meningkatkan hubungan dengan menggunakan teknologi baru, salah satu kesepakatan yang akan dicapai leter of intern mengenai start up bisnis ekonomi kreatif," ujarnya.
"Kami sudah dapat dengan instansi yang bersangkutan, dan dalam kesempatan ini kita sudah mengidentifikasi, kesempatan ini juga bisa menjadi pekerjaan untuk jutaan tenaga kerja dan membantu perekonomian Indonesia secara tidak langsung, dan lainnya persetujuan sumber energi baru, yang sudah ditandatangani ini merupakan suatu kesempatan yang sangat baik," sambungnya.
Bagas mengatakan Raja Carl mempunyai suatu minat pribadi (personal attachment) terkait isu lingkungan. Bagas berpendapat Indonesia yang punya kekayaan alam melimpah bakal diuntungkan dalam kunjungan tersebut.
"Bahwa raja Swedia, mempunyai suatu personal attachment adalah masalah lingkungan hidup kehutanan dan terumbu karang, ini suatu hal di Indonesia dan di masyarakat internal menjadi keuntungan besar," jelasnya.
"Bekerja sama tidak hanya dengan instansi terkait dan bahkan dengan Pak Jokowi sendiri, sebagai alumnus dari fakultas teknik kehutanan dan juga pioneer kita yang berkaitan dengan industri perkayuan, jadi kalau dengan simbiosis ini terjadi, ini perhatian Swedia kepada negara yang mempunyai hutan besar, semakin lama semakin besar," sambungnya.
Selain itu, Ratu Silvia juga dijadwalkan mengadakan suatu seminar mengenai perjuangan wanita dan anak-anak serta membahas masalah sosial kemasyarakatan dalam kunjungannya bersama Raja Carl.
(cim/ams)











































