Pekanbaru - Cap pembunuh berdarah dingin kini menempel pada Iptu Gribaldi. Padahal sebelum dia menghabisi nyawa 7 rekannya, dia tergolong polisi yang berprestasi. Namun catatan kesuksesannya itu kini rusak akibat kejahatannya yang luar biasa itu.Dari daftar rimayat hidupnya yang diterima detikcom dari Polda Riau, polisi berkulit putih ini memiliki perjalanan dinas cukup mulus. Bagaimana perjalanan kariernya?Gribaldi yang saat ini ditahan di Polda Riau, berasal dari keluarga polisi di Medan. Pria kelahiran 26 Juli 1966 ini menghabiskan pendidikan sekolah dasar di Dumai-Riau. Pendidikan SLTA dan perguruan tinggi diselesaikan di Medan.Karirnya di kepolisian dimulai setelah menamatkan Sekolah Polisi (SPN) di Medan. Pada 1985 dia memulai dinasnya di Sat Sabhara Polda Sumut. Pada tahun 1986, dipindahtugaskan ke Satuan Intel Poltabes Medan. Lalu dimutasi ke Sat Lantas Polres Tapanuli Utara-Sumut. Pada tahun 1994, dia mengabdi di Polres Tarutung.Setelah puas berpindah-pindah lokasi tugas, tahun 1998 Gribaldi melanjutkan sekolah Secapa di Sukabumi. Begitu jadi lulus dan menjadi perwira pertama, dia langsung memangku jabatan Kaur Bin OPS Sat Sabhara Polres Kerinci-Jambi.Di tahun yang sama, dia dipercaya menjabat Kasat Sabhara Polre Kerinci-Jambi dan memiliki satu pucuk senjata api pistol. Setahun lamanya di Polres Kerinci, dia dipindahtugaskan ke bagian Irwasda Polda Jambi. Lalu dioper ke bagian Dinas Hukum (Diskum). Tahun 2002 pindah ke bagian Satwal di wilyah tugas yang sama.Sebelum dia jadi tersangka dalam kasus pembunuhan berantai, tahun 2003 dia menjabat Kasubag Info Krim Bidang Telematika. Ini merupakan jabatan terakhirnya sebelum masuk sel polisi.Kini Gribaldi yang beristrikan seorang Polwan yang bertugas di Polda Jambi itu tengah menunggu ajal di balik terali besi. Maklum dia diancam hukuman mati.
(nrl/)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini