"Untuk bisa menciptakan kenyamanan dan keamanan dalam transportasi publik itu perlu dukungan dari pengguna jasa. Kita mohon penguna jasa itu menjaga dan tidak membuat keributan yang menggangu kenyamanan penumpang lainnya. Lebih bertoleransi artinya dalam mengunakan transportasi publik itu harus menyadari dia tidak sendiri di sana, ada orang lain sehingga kita harus bertenggang rasa," kata Eva saat berbincang dengan detikcom, Rabu malam, (17/5/2017).
Eva juga menampik anggapan jika gerbong KRL wanita terasa lebih ganas. Sebab, menurutnya masih ada pengguna jasa KRL khusunya di gerbong wanita yang masih menjaga kenyamanan dan ketertiban.
Baca juga: Curhat Netizen Soal Gerbong Wanita: Lu Lembek, Lu Diinjek!
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Karena itu menumbuhkan kesadaran individu tentang bertoleransi di transportasi umum sangatlah penting. Salah satu cara tersebut adalah dengan memberikan sanksi kepada penguna KRL yang kedapatan mengganggu ketertiban umum.
Baca juga: Dalam 3 Bulan, KCJ 2 Kali Turunkan Penumpang Perempuan Karena Ribut
"Kita tidak mungkin menolak orang dari awal untuk tidak masuk dengan alasan apa, nggak ada. Inikan masalah perilaku orang, jadi yang terdekat karena ini akan menjadi kasus kriminal jika sudah ada orang yang jadi korban. Jadi kalau ada orang yang merasa jadi korban atau dirugikan itu tentunya akan dibawa ke pos pengamanan dan akan dibawa ke pihak yang berwajib," tutur Eva. (ibh/dnu)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini