Wiranto: Petempur ISIS Kembali ke Banyak Negara Termasuk Indonesia

Wiranto: Petempur ISIS Kembali ke Banyak Negara Termasuk Indonesia

Yulida Medistiara - detikNews
Kamis, 18 Mei 2017 01:46 WIB
Menkopolhukam Wiranto (Agung Pambudhy/detikcom)
Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Wiranto memaparkan ancaman ISIS dalam situasi global. Menurutnya saat ini anggota ISIS yang awalnya direkrut dari beberapa negara mulai dipulangkan ke daerah asal, termasuk Indonesia.

"Saya ingin sampaikan bahwa kenapa perkembangan global kurang menguntungkan, ada banyak hal yang penting. Tahun ini AS lakukan serangan ke Suriah dampaknya ada tataran gerakan terorisme, ada perubahan dari konvergensi jadi divergensi," kata Wiranto di Kantor Kemenristek Dikti, Rabu (17/5/2017).

Bila dulu ISIS mengundang para petempur dari beberapa negara untuk beraksi di Timur Tengah, kini para petempur itu disebarkan kembali ke wilayah masing-masing. Mereka yang kembali itu sudah kena cuci otak ideologi kekerasan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau dulu, ISIS di Suriah mengundang pada fighters dari beberapa negara untuk sama-sama bertempur. Tapi sekarang, maka mereka divergent atau sebarkan kembali yang sudah dilatih, yang di-brainwash dan diberikan ideologi hebat, disebarkan kembali ke banyak negara termasuk Indonesia," kata Wiranto.

Selain itu, yang mengkhawatirkan munculnya kekuatan ISIS di Asia Tenggara salah satunya di Filipina Selatan. Ia mengatakan di Filipina Selatan ada indikasi gerakan kekerasan radikal yang kuat.

"Yang dikhawatirkan lagi dibangunnya ISIS basis baru, membangun basis-basis di Asia Tenggara dan bisa mengembangkan basis eksistensi. Salah satu daerah yang disasar dan ideal adalah di perairan Sulu di Filipina Selatan, karena faktor geologisnya memungkinkan, tapi sebenarnya sudah ada satu gerakan islam yang radikal, tapi belum bisa dibasmi oleh negara bersangkutan," ujarnya.

Di Filipina bahkan ada kelompok Abu Sayyaf yang seringkali menyandera nelayan Malaysia dan Indonesia untuk meminta tebusan. Kegiatan penyanderaan itu dapat mendukung keuangan jaringannya.

"Kenapa Abu Sayyaf dianggap oleh ISIS sebagai personel yang dapat membantu membangun basis? Hidupnya mereka menyandera nelayan dari Indonesia dan Malaysia. Jadi sebenarnya itu ideologi untuk mempertahankan hidup yaitu menyandera," ujarnya. (yld/dnu)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads