Tanda Tanya soal Pemesan 400 Cacing Sonari yang Sebabkan Didin Dibui

Tanda Tanya soal Pemesan 400 Cacing Sonari yang Sebabkan Didin Dibui

Syahdan Alamsyah - detikNews
Rabu, 17 Mei 2017 14:41 WIB
Sabang Sirait, Ketua Yayasan Surya Kadaka Indonesia (Syahdan Alamsyah/detikcom)
Cianjur - Kasus 'Didin Sonari' mulai menguak sejumlah fakta baru di lapangan. Salah satu tanda tanya besar adalah identitas atau sosok pemesan cacing sebanyak 400 ekor kepada Didin pada awal Maret 2017.

Pasalnya, adanya pesanan cacing dalam jumlah banyak tersebut merupakan pangkal persoalan kasus ini. Yayasan Surya Kadaka Indonesia (SKI), lembaga sosial yang bergerak di bidang lingkungan yang turut mengadvokasi kasus ini, mencoba membeberkan sejumlah fakta.

"Apa motif dua orang itu memesan cacing 400 ekor ke Didin. Dan kenapa langsung ke Didin, padahal mereka belum pernah kenal sama sekali. Pasti sudah mendapatkan referensi terlebih dahulu dari pihak tertentu," kata Ketua SKI Sabang Sirait kepada detikcom di Cianjur, sekitar pukul 09.45 WIB, Rabu (17/5/2017).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ditegaskan Sabang, belakangan diketahui salah satunya diyakini sebagai seorang petugas penyidik PNS Penegakan Hukum Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Petugas itu pulalah yang kemudian turut menangkap Didin pada Jumat malam (23/5/2017).

"Identitasnya tidak usah saya sebut di sini. Saya tanya motifnya, katanya ingin OTT (operasi tangkap tangkap). Namun, karena tak kesampaian, langsung ciduk di rumahnya (Didin). Dokumentasi ada, tapi rekaman suara pengakuannya saya tidak punya," katanya.

Sabang menegaskan akan mengungkap itu semua dalam sidang praperadilan. "Kita buka-bukaan di sana (pengadilan), kita bongkar semuanya. Kami minta pihak TNGGP dan Kementerian LHK mau proaktif, mau datang memenuhi undangan sidang praperadilan pekan depan. Sidang pertama mereka tidak hadir," ujarnya.

Atas fakta-fakta yang dipaparkan tersebut, Sabang pun berkesimpulan bahwa kasus 'Didin Sonari' penuh dengan rekayasa karena bapak dua anak si penjual jagung bakar itu sudah dibidik dari awal.

Kenapa Didin yang dijadikan sasaran? Sabang mengaku tidak tahu. "Inilah yang harus diungkap. Siapa sebenarnya yang mengarahkan petugas PPNS ke Didin," imbuhnya. (try/try)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads