"Saya dengan Mendagri salah satu poinnya itu mempercepat ini (penerapan e-government). Jadi daerah-daerah yang nggak mau ikut, kita paksa," ujar Asman di kantornya, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (17/5/2017).
Akan disiapkan pula sistem penilaian dalam penerapan e-government. Lewat penilaian yang akan memberlakukan sanksi, diyakini setiap kepala daerah otomatis akan mengikuti penerapan e-government.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat ini sistem e-government, menurut Asman, masih berjalan terpisah di tiap daerah. Karena itu, akan diupayakan penyeragaman sistem IT untuk menghemat anggaran.
"Ternyata 65 persen sistem itu bisa di-sharing. Nah, nanti yang 65 persen ini kita samakan, supaya efisiensi terjadi. Jadi nggak perlu lagi membeli aplikasi yang 65 persen yang sama itu," jelasnya.
Mendagri Tjahjo Kumolo dan Menpan RB Asman Abnur (Noval/detikcom) |
"Nah, hanya yang 35 persen ini yang spesifik yang dikembangkan oleh daerah itu sendiri. Jadi kita harapkan, dengan terintegrasinya antara sistem e-government pusat dan daerah ini, nanti efisiensi dalam belanja IT akan terjadi," sambung Asman.
Dengan penyamaan sistem IT, efisiensi pengeluaran anggaran dapat dilakukan.
"Kemarin kita hitung ada sekitar Rp 14 triliun lebih belanja IT. Kalau itu yang 65 persen kita integrasikan, nanti bisa menghilangkan separuhnya," imbuhnya. (nvl/fdn)












































Mendagri Tjahjo Kumolo dan Menpan RB Asman Abnur (Noval/detikcom)