Para pekerja yang menemukan lorong meyakini ruang tersebut dibangun sejak jaman Belanda. Hal itu terlihat dari bentuk bata merah yang berbeda dengan bata merah zaman sekarang. Selain itu, juga terlihat dari kokohnya bangunan tersebut.
"Ini beda bangunannya, temboknya itu susah dihancurin, keras. Batu bata merahnya juga beda, bukan bata jaman sekarang itu," kata Yudi kepada detikcom, Selasa (16/5/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Itu cerita orangtua saya di sini, itu (lorong) dulunya ada tahanan," cerita Yudi.
Sementara pekerja lainnya, Rahmat mengatakan, sebelum dijadikan pesantren, area tersebut sempat digunakan untuk lokasi penggilingan padi. "Dugaan saya, areal ini dulunya semacam pasar atau pertokoan, kemudian hancur. Terus dibangun gilingan padi, sekarang dibangun pesantren," kata Rahmat.
Lorong yang masih menjadi misteri tersebut kini ditutup oleh pihak pesantren untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Hal tersebut dilakukan setelah adanya kesepakatan dari pihak Muspika Kecamatan Ciomas dan pihak Pesantren Al-fatah. Proses proyek pembangunan gedung sekolah dan masjid di kompleks pesantren pun dilanjutkan. (try/try)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini