Filsuf dan ilmuwan silih berganti, bermunculan mewarnai kehidupan di Tanah Spanyol. Islam tak hanya menjadi sebuah agama, tapi telah menjelma menjadi acuan kehidupan dan juga ilmu pengetahuan.
Namun pada tahun 1942, agama rahmatan lil alamin ini mulai pudar pengaruhnya. Dan dari titik inilah Islam menjadi minoritas di bumi Andalusia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Meski telah hilang ratusan tahun, pesona kemegahan Islam seakan tak pernah musnah dari bumi Alpujarras.
Bersama Yassin, muslim muda Spanyol, tim Jazirah Islam akan menelusuri sejauh mana Islam pernah menghias dan membangun peradaban besar di sini.
![]() |
Pampaneira adalah salah satu desa yang terletak di wilayah Alpujarras. Tepatnya di lembah Poqueira, yaitu sisi selatan pegunungan Sierra Nevada. Desa kecil ini memiliki populasi sekitar 300 jiwa, dengan mayoritas penduduk non Muslim.
Dikenal sebagai desa putih, wilayah ini dibangun oleh Suku Moors dari Afrika yang beragama Islam, pada abad ke-8 Masehi.
Di wilayah Alpujarras, komunitas muslim tak hanya membangun area pemukiman, tetapi juga membangun sebuah sistem kehidupan yang lengkap, dengan cara kerja yang luar biasa. Seperti sistem bercocok tanam, pengairan, teknik pertahanan dan perlindungan dari musuh.
Arsitektur setiap bangunan di Pampaneira hingga saat ini masih merupakan bentuk aslinya. Termasuk masjid yang kini menjadi gereja, di area Plaza De La Iglesia.
Sayangnya, kini yang tersisa hanyalah minaret (menara) dan sedikit bekas pintu masuk yang menjadi ciri khas bangunan masjid dari zaman Moors.
Lavadero atau rumah cuci adalah salah satu bukti nyata bagaimana muslim di Alpujarras telah memikirkan setiap detail hal penunjang kegiatan sehari-hari. Bahkan untuk urusan pekerjaan kaum wanita. Meski Lavadero terlihat sederhana, namun ini adalah inovasi yang sangat luar biasa.
Orgiva adalah pusat kegiatan dari 50 desa yang ada di wilayah Alpujarras. Kota yang berjarak 49 Km dari Granada ini menggambarkan warna-warni komunitas lokal, hippies dan juga muslim.
Di sini, muslim dapat hidup damai bersama warga lokal dan agama lain. Kali ini Tim Jazirah Islam ditemani oleh Hamidah dan Syamsudin, muslim asli Orgiva.
![]() |
Syamsudin berbagi cerita bahwa orang tuanya adalah salah satu generasi muslim pertama di Spanyol. Sementara Hamidah adalah wanita asli dari Orgiva. Ia memutuskan menjadi seorang muslim sejak 15 tahun yang lalu.
Sebelum itu, ia adalah seorang pengacara aktif di kota ini. Setelah menikah dan menjadi muslimah, ia memutuskan untuk menjadi ibu rumah tangga. Sebuah pekerjaan yang menurutnya paling mulia di dunia.
![]() |
Sebuah kedamaian nyata terpampang di sini. Bagaimana Hamidah dan anaknya, Syamsudin tanpa canggung saling menyapa dengan warga lainnya, baik muslim maupun non-muslim.
Tim Jazirah Islam juga sempat mengunjungi tempat pembuatan "jarapa" atau karpet tradisional Alpujarras. Hampir setiap rumah di desa ini setidaknya memiliki satu alat tenun untuk mengerjakan kerajinan jarapa.
![]() |
Dalam sejarah kejayaan Islam di Tanah Andalusia, alat tenun merupakan salah satu alat industri terpenting pada masa itu. Tak hanya dipakai untuk memproduksi karpet jarapa, tetapi pada masa itu lebih diutamakan untuk proses tenun tekstil dan sutra.
Beruntung tim Jazirah Islam masih mendapat kesempatan untuk melihat warisan bangsa muslim dalam bentuk kerajinan cantik, yang telah berusia ratusan tahun.
Saksikan kisah lengkap perjalanan ke tanah Andalusia dalam program "Jazirah Islam" TRANS 7 yang tayang pada Selasa 16 Mei 2017, pukul 15:15 WIB. (mpr/nwk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini