Menurut Hidayat isu Islam Radikal yang dituduhkan muncul pada pilkada Jakarta sesungguhnya tidak pernah ada. Isu tersebut hanya untuk mendiskreditkan umat Islam, semata-mata demi kepentingan politik sesaat saja.
Pernyataan itu disampaikan Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid dalam keterangan tertulis, Sabtu (13/5/2017). Hidayat memberikan sosialisasi Empat Pilar MPR di hadapan warga kabupaten Ciamis, Jawa Barat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dalam Revolusi Jihad, itu salah satunya dikatakan orang yang mati dalam membela bangsa dan negara maka kematiannya masuk dalam kategori Jihad," kata Hidayat.
Maka sejak itu banyak santri yang berbondong-bondong ikut berjuang melawan Belanda yang hendak menjajah Indonesia lagi. Puncaknya terjadi pada 10 November yang dikenal dengan hari Pahlawan. Pada hari itu ribuan santri dan masyarakat Surabaya turut menjadi korban dalam pertempuran melawan Belanda.
Karena itu, menurut Hidayat tidak ada alasan untuk mengatakan bahwa Islam Indonesia itu radikal. Namun sebaliknya, tidak benar juga kalau ada umat Islam yang hendak melawan dan merusak Indonesia. Karena sejak dulu, antara Islam dan Indonesia sudah saling berhubungan dan tidak terpisahkan.
Dalam rangkaian kunjungannya di Ciamis, Hidayat juga menghadiri Tarhib Ramadhan (selamat datang Ramadhan) 1438 H dan peluncuran buku biografi Ketua Dewan Syariat Pusat DPP PKS KH. Dr. Surahman Hidayat MA. Dalam acara itu Hidayat menyampaikan sebagian dari isi ayat-ayat Alquran, adalah kisah-kisah masa lalu.
"Baik mengenai kisah orang-orang alim, dan yang menebar kebaikan. Maupun kisah orang-orang jahat yang menebar angka murka. Semua itu agar menjadi cermin dan pelajaran, serta mengambil hikmah bagi orang-orang yang hidup setelahnya," tuturnya.
Ikut hadir pada acara tersebut Bupati Ciamis Drs. H. Iing Syam Arifin, Ketua dewan syariat Pusat DPP PKS KH. Dr. Surahman Hidayat, Sekjen DPP PKS H. Musfafa Kamal S.S, Ketua DPD PKS Ciamis Dede Herli S.Pt, M.M, serta kader dan simpatisan PKS se Jawa Barat.
Foto: Dok MPR |
Karena itu Hidayat mengapresiasi peluncuran buku biografi Ketua Dewan Syariat Pusat DPP PKS Surahman Hidayat. Dengan begitu diharapkan, perjuangan dan jalan sukses Surahman yang sudah ditempuh selama ini bisa dipelajari dan menjadi contoh bagi semua orang.
Bagi Hidayat, Surahman merupakan salah satu kader senior dan deklarator PKS yang patut dicontoh. Pada sosok Surahman bisa ditemukan, bahwa PKS merupakan parpol yang mengakui keragaman.
Sehingga tidak benar kalau PKS dibilang partai inklusif.
"Beliau berasal dari Sunda, aktifis HMI, dengan latar belakang keluarga NU yang sangat kental. Dalam perjalanannya beliau belajar di Al azhar," kata Hidayat.
Pada kesempatan itu Hidayat juga menyampaikan, banyak kisah dan tauladan yang bisa diambil dalam perjalanan Ramadan dari masa ke masa. Terutama tauladan dan keberhasilan yang dicapai Rasulullah.
"Karena itu tidak benar jika ada yang mengatakan kalau puasa membuat umat Islam tidak efisien dan tidak produktif. Bukti kongkritnya ditunjukkan Rasulullah SAW, dengan menghadirkan Piagam Madinah. Bahkan di Indonesia, kemerdekaan 17 Agustus tercapai ditengah bulan puasa. Jadi tidak benar kalau dikatakan bahwa puasa menjadikan umat Islam tidak produktif," urainya. (ega/ega)












































Foto: Dok MPR