"Saya juga berdiskusi dan mendengarkan pandangan-pandangannya. Memang saya juga tidak sependapat dengan pandangan Ustaz Abu Bakar Ba'asyir, tapi tentu mendengarkan sebagai bahan diskusi. Ada yang sependapat, ada juga yang tidak sependapat. Saya kira seperti yang kita ketahui pandangannya agak berbeda," kata Fadli di Lapas Gunung Sindur, Kabupaten Bogor, Rabu (10/5/2017).
Dia mengatakan pandangan Abu Bakar berbeda soal ideologi negara, yaitu Pancasila dan NKRI. Sedangkan Abu Bakar berpandangan ingin membuat negara Islam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita kan berada di NKRI dengan UUD dan Pancasila. Beliau mempunyai pandangan yang agak berbeda," ujarnya.
Meski begitu, Fadli masih mendengarkan pandangan Abu Bakar Ba'asyir. Fadli beralasan hal itu hanya untuk menghormati dan bahan diskusi.
Kondisi Terkini Abu Bakar Ba'asyir
Fadli kemudian menceritakan kondisi Abu Bakar di dalam lapas. Abu Bakar Ba'asyir sempat mengeluhkan soal kesehatannya selama menjalani masa tahanan.
"Jadi apa yang kita dengar sakit, tapi kelihatannya beliau dalam keadaan yang baik-baik saja, dalam keadaan sehat. Kecuali sakit gigi dan ada masalah dengan darah," ujar Fadli.
Dia menyebut Abu Bakar mengeluhkan fasilitas kesehatan karena di LP Gunung Sindur tidak ada tempat tidur untuk orang sakit. Serta tidak diperbolehkan ke rumah sakit lantaran statusnya sebagai tahanan khusus.
"Komplainnya juga soal kesehatan karena memang sebagai tahanan khusus tidak bisa dibawa ke rumah sakit sehingga mengandalkan dokter maupun perawat yang datang dari rumah sakit pengayoman," ujarnya.
Ia mengatakan kondisi sel Abu Bakar cukup baik. Dia berada di sel bersama pembantunya. Makanan di dalam lapas dirasa cukup. Dia juga tetap bisa melakukan ibadah sebagaimana mestinya.
"Soal isu ibadah sebenarnya tidak ada masalah," ujar Fadli.
Selain itu, Abu Bakar menceritakan sulitnya dia melakukan kontak fisik dengan keluarganya saat datang berkunjung. Karena untuk berkomunikasi harus menggunakan jendela kaca.
"Salah satu yang dikeluhkan permasalahan keluarga, tidak bisa langsung bersentuhan dengan keluarga kecuali di hari raya. Jadi permintaannya itu supaya saat kunjungan dari keluarganya yang datang jauh dari Solo bisa bertemu, ada kontaklah. Memang karena prosedur selama ini bertemu di ruang kaca, komunikasi, ini saya kira aspirasi. Nanti akan saya sampaikan," ujarnya. (yld/ams)











































