Ahok Divonis Penjara 2 Tahun, Din Syamsuddin: Saya Kira Cukup

Ahok Divonis Penjara 2 Tahun, Din Syamsuddin: Saya Kira Cukup

Rois Jajeli - detikNews
Rabu, 10 Mei 2017 16:11 WIB
Foto: Rois Jajeli/detikcom
Jakarta - Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Din Syamsuddin angkat bicara terkait vonis 2 tahun penjara untuk Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) karena menistakan agama. Putusan majelis hakim dinilai sudah cukup, meski ada pihak yang tidak puas terhadap vonis tersebut.

"Saya terus terang tidak mengikuti. Tapi kalau sudah dihukum tidak bebas, saya kira cukup lah," ujar Din Syamsuddin kepada wartawan di sela acara diskusi dengan tema 'Penegakkan Hukum & Rasa Keadilan Masyarakat' di Hotel Mercure, Surabaya, Rabu (10/5/2017).

[Gambas:Video 20detik]


Din mengatakan, putusan majelis hakim tersebut, tentu relatif menimbulkan rasa ketidakadilan bagi yang tidak puas. "Menurut saya, itulah penegakkan hukum kita. Kita hargai, dan mudah-mudahan proses lanjutan baik banding maupun kasasi tidak mengabaikan rasa keadilan ini," tuturnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Din yang pernah menjadi Ketua Umum PP Muhammmadiyah ini menegaskan, justru yang paling penting adalah, tetap menjaga persatuan dan keberagaman bangsa Indonesia.

"Yang paling penting saya pesankan, janganlah bangsa ini terlibat dalam konflik, perkelahian, perseteruan, apalagi secara ekstrem seperti itu gara-gara satu orang ini," pesannya.

Ia berharap, bangsa ini tidak rusak karena hanya satu orang (Ahok). "Masak sih gara-gara satu orang ini silaturahim kebangsaan kita rusak. Oh luar biasa istimewanya. Walaupun orang membaca, ini bukan dia sendiri. Ini adalah bongkahan gunung es, di dalamnya ada lagi dan di belakangnya ada kekuatan. Saya kira, ini segera diselesaikan. Saya mempercayai kekuatan dialog. Dialog yang menyelesaikan masalah ini sudah dimulai Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia dengan umaroh (pemerintah), dengan penegak hukum, dengan dunia usaha," jelasnya.

Dalam kesempatan itu, Din Syamsuddin meminta semuah pihak tidak menyudutkan umat Islam. Jika hal itu terus dilakukan, sama seperti membangunkan macan tidur.

"Saya bilang ini bukan basa-basi. Jangan menyentuh perasaan umat Islam. Jangan menyudutkan umat Islam, karena bagaikan membangunkan macan dari tidur. Kalau ini terjadi, kami pun (MUI) tidak bisa menghalaunya. Itu tidak baik," terangnya. (roi/erd)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads