Geger Aksi Ki Gendeng: Santet George Bush hingga Ujaran Kebencian

Geger Aksi Ki Gendeng: Santet George Bush hingga Ujaran Kebencian

Niken Purnamasari - detikNews
Rabu, 10 Mei 2017 11:08 WIB
Geger Aksi Ki Gendeng: Santet George Bush hingga Ujaran Kebencian
Foto: redaksi detikcom
Jakarta - Nama paranormal Ki Gendeng Pamungkas lekat dengan aksi santet-menyantet. Salah satu yang terkenal yakni ketika ia melakukan santet terhadap Presiden Amerika Serikat George W Bush saat akan berkunjung ke Indonesia pada 2006 lalu.

Aksi Ki Gendeng juga sempat membuat kontroversi ketika ia mengaku menggunakan metode santet melalui SMS sejak 1990-an. Dia mencontohkan, untuk membunuh seseorang, tinggal mengirim SMS kepada orang yang akan dia habisi.

Selain santet-menyantet, Ki Gendeng juga menjadi langganan untuk meramal. Salah satu kasus yang ia ramal yakni terkait karir selebriti Ariel, Luna Maya dan Cut Tari. Diketahui ketiganya membuat heboh karena video porno mereka.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sudah beberapa kali juga Ki Gendeng berurusan dengan polisi. Yang terbaru yakni pada tadi malam. Tim gabungan Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya menangkap paranormal Ki Gendeng Pamungkas. Dia ditangkap di rumahnya di kawasan Bogor, Jawa Barat.

Berikut aksi Ki Gendeng yang kontroversial dan membuat heboh:

Santet George W Bush

Foto: REUTERS/John Angelillo/Pool
Aksi ini dilakukan Ki Gendeng Pamungkas pada November 2006. Sebanyak tiga ekor hewan yakni domba, burung gagak dan ular sanca jadi bagian dari proses penyantetan. Tujuan santet itu sebagai penolakan kunjungan Presiden AS George W Bush ke Indonesia.

Ki Gendeng melakukan aksi itu di kawasan Tugu Kujang, Jalan Padjajaran, Bogor, Jawa Barat. Santet itu disebut Ki Gendeng yakni santet lintas wilayah bernama voodoo. Dengan santet voodoo diharapkan Bush tidak betah berada di Istana Bogor, Jawa Barat pada 20 November 2006.

"Kalau memakai santet Cirebon, Banten, Banyuwangi tidak bisa. Karena itu saya pakai santet voodoo, tulis saja v-u-d-u, agar Bush tidak lama-lama di sini. Satu jamlah paling lama," kata Ki Gendeng saat itu.

Tidak hanya Bush, Ki Gendeng juga mengincar pasukan Paspampres yang berada di ring I agar terjadi kekacauan menjelang kedatangan Bush.

"Gua juga mau nyantet Paspampres di ring I biar seolah-olah pas Bush datang mereka melihat seakan-akan Bush mau diserang," beber Ki gendeng yang semula berniat menyantet mati Bush.

Namun niatnya itu diurungkan setelah dia mendapat 2.714 surat yang menyarankan agar dia tidak menyantet mati Bush. Aksi yang dilakukan selama 20 menit itu dimulai dari persiapan bahan-bahan ritual santet yang dilakukan oleh 20-an anak buah tokoh supranatural spesialisasi santet itu.

Pernah Diminta untuk Santet Munir

Foto: Agung Pambudhy
Selain Bush, kemampuan Ki Gendeng dalam penyantetan juga pernah dimanfaatkan oleh beberapa orang dalam kasus Munir. Dalam kasus tersebut, ada nama Raden Mohammad Patma Anwar alias Ucok. Pengacara Pollycarpus Budihari Priyanto, M Assegaf, menyatakan Ucok adalah agen BIN.

Hal itu sesuai dengan memori permohonan peninjauan kembali (PK) yang diajukan oleh Kejari atas putusan MA yang membebaskan Polly dari tuduhan pembunuhan Munir

"Ucok bersama rekannya Sentot dan Wahyu Suronto juga pernah mengunjungi rumah Ki Gendeng Pamungkas untuk menyantet Munir, namun tidak bertemu Ki Gendeng," kata Assegaf, Senin (13/8/2007).

Menurut Assegaf perintah membunuh itu datang dari salah seorang petinggi BIN pada tanggal 8 atau 9 Juli 2004.

"Ucok didatangi oleh Sentot yang mengatakan kalau saksi dan Sentot mendapat tugas dari Bapak Manunggal Maladi (Deputi II BIN) untuk membunuh Munir sebelum pemilihan presiden," jelas Assegaf.

Pakai SMS untuk Santet Orang

Foto: BBC Magazine
Ki Gendeng mengakui menggunakan SMS untuk menyantet. Hal itu dia lakukan sejak 1990-an.

"Metode itu sudah saya pakai sejak tahun 90-an. Itu namanya televisi kognetik. Pengembangannya melalui jarak jauh," ujar Ki Gendeng kepada detikcom, Kamis (8/5/2008).

Ki Gendeng mencontohkan, untuk membunuh seseorang, tinggal mengirim SMS kepada orang yang akan dia habisi. Setelah itu, target santet akan melakukan apa yang diperintahkan dalam SMS tersebut.

"Misalkan saya punya nomor sampeyan. Saya SMS kamu, isinya, setelah baca SMS ini kamu mati. Jadi untuk membunuh orang sekarang tidak perlu bakar kemenyan," kata dia.

Untuk menangkal SMS santet ini, lanjut Ki Gendeng, sangat mudah. "Cukup tersenyum, dan kita nggak percaya sama anggota anggota DPR dan partai politik, kita bisa selamat," ujar Ki Gendeng sambil tertawa.

Santet di Persidangan

Foto: Gibran Maulana Ibrahim/detikcom
Dalam sidang Bupati Kutai Kartanegara Syaukani HR, Ki Gendeng hadir untuk melakukan santet. Dia mengatakan, setiap ada saksi yang memberatkan Syaukani, santetnya akan bekerja.

"Setiap saksi yang memberatkan, akan gue santet. Kena stroke, lalu meninggal," ancam Ki Gendeng Pamungkas ditemui sebelum sidang Syaukani digelar di Pengadilan Tipikor, Gedung Uppindo, Jl HR Rasuna Said, Jakarta, Senin (1/10/2007).

Di tempat persidangan, dia menyiapkan 'alat tempurnya'. Seperti hio atau dupa hingga ramuan khusus yang dibawanya.

"Ada air bekas cucian orang gila tertabrak, otak bayi yang sengaja digugurin ular hitam dan darah gue sendiri," kata Ki Gendeng.

Ikut Pertemuan Vodoo Sedunia

Ritual Vodoo. Foto: Reuters
Ki Gendeng melebarkan sayap kemampuan santetnya hingga tingkat internasional. Dia pernah mengikuti pertemuan Vodoo sedunia pada 2007.

"Saya lagi di Maladewa nih. Ada pertemuan paranormal voodoo sedunia di sini," ungkap Ki Gendeng saat dihubungi detikcom, Senin (22/10/2007).

Ki Gendeng mengaku merupakan satu-satunya paranormal dari Indonesia yang diundang. Pertemuan paranormal voodoo atau paranormal yang memakai perantaraan benda fetish ini diikuti juga oleh paranormal voodoo dari Afrika.

"Karena saya satu-satunya paranormal voodoo di Indonesia," kata Ki Gendeng.

"Mereka hitam-hitam. Juga ada dari Arab, Melayu dan segala macam. Menariknya, 100 persen orang Maladewa itu Islam lho," kata Ki Gendeng.

Disidang Kasus Spanduk

Spanduk yang dibawa buruh dalam aksi 1 Mei. Foto: Rengga Sancaya
Proses hukum juga pernah membelit Ki Gendeng yakni soal penertiban spanduk. Pada April 2009 lalu, dia melawan petugas saat ada penertiban tersebut.

Saat itu, petugas kepolisian dan Satpol PP serta Panwaslu mengadakan razia spanduk. Saat itu Ki Gendeng menolak saat spanduk yang dia pasang mengenai pemilu dicopot petugas dari sejumlah jalan.

Paranormal itu dijerat dengan pasal 316 KUHP yakni menghina petugas yang sedang melaksanakan tugasnya.
Ki Gendeng tidak ditahan, dan kasus ini dilimpahkan ke Kejari Bogor yang selanjutnya akan ditentukan jadwal persidangan di Pengadilan Negeri Bogor.

Ditangkap karena Ujaran Kebencian di Medsos

Foto: Ari Saputra
Ditreskrimsus Polda Metro Jaya menangkap paranormal Ki Gendeng Pamungkas di rumahnya di kawasan Bogor, Jawa Barat. Dia ditangkap karena menyebar ujaran kebencian bernuansa SARA di media sosial.

"Yang bersangkutan ini intinya berujar kebencian berdasarkan suku, agama, ras dan antargolongan (SARA) di YouTube. Dia meng-upload sedang bicara yang menyinggung SARA, 'anti China' di YouTube," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Argo Yuwono kepada detikcom, Rabu (10/5/2017).

Argo mengatakan, Ki Gendeng juga menggunakan pakaian yang bergambar provokatif dan bernuansa SARA dalam tayangan YouTube tersebut.

"Dia ada pakai kaus yang intinya gambarnya mengandung unsur kebencian," imbuhnya.
Halaman 2 dari 8
(nkn/fjp)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads