"Kita ke sini ini dalam rangka mengingatkan kembali, supaya jangan sampai terjadi Tragedi Mei 98, yang kemudian peristiwa-peristiwa kerusuhan yang lain, yang mana itu berdasarkan pada persoalan-persoalan SARA. Ini mengingatkan kembali supaya jangan terulang," kata Djarot di TPU Pondok Ranggon, Blad 27, Blok AA1, Jalan Pondok Ranggon, Cipayung, Jakarta Timur, Senin (8/5/2017).
Djarot mengatakan perjalanan bangsa Indonesia pernah ternoda oleh konflik sosial. Menurutnya, hal ini juga dipicu oleh konflik politik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Itu sakit, lukanya itu pasti meninggalkan bekas seperti tadi kita sampaikan. Kita juga pernah luka, entah luka terjatuh, luka itu tertusuk duri, tergores, pasti meninggalkan bekas," imbuhnya.
![]() |
Djarot menuturkan Tragedi Mei 98 masih membekas dan belum tentu bisa sembuh. Dia berharap tidak ada peristiwa seperti ini lagi agar tidak ada goresan baru.
"Kalau bisa, jangan tergores kena baru lagi, sangat-sangat berbahaya, apalagi kalau memainkan isu-isu SARA itu tadi. Ini kan sebenarnya kepentingan politik. Kita sudah mengikuti pilkada, saya berharap betul pilkada 2018 nanti itu jangan sampai memainkan isu-isu SARA, politisasi agama, politisasi tempat-tempat ibadah, ujaran-ujaran kebencian yang menusuk hati dan menyakiti," jelasnya.
Djarot juga mengimbau agar masyarakat menjadi bangsa Indonesia yang seutuhnya. Hal ini agar tidak ada perbedaan yang dapat menimbulkan peristiwa seperti Tragedi Mei 98.
"Kita ini sebagai bangsa, saya tadi menyampaikan bahwa ini kita menjadi bangsa Indonesia yang seutuhnya. Kalau sudah seutuhnya, betul tanpa memandang ya, apa suku, apa agama, apa asal-usulmu, sama semua kita sebagai bangsa Indonesia yang mempunyai hak dan kewajiban yang sama. Sekali lagi, jangan sampai terulang kejadian seperti Mei 98," jelasnya.
Djarot menegaskan retribusi para korban Tragedi Mei 98 sudah dibebaskan. Namun ia mengungkapkan dirinya masih menunggu data-data agar bisa ditindak lebih lanjut.
"Kalau untuk retribusi para korban, tentu saja untuk kepastian, makanya tadi saya minta nama-namanya siapa saja, sudah lupa ya. Kemarin sudah kita bebasin, supaya nanti kita bisa bikin SK gubernur untuk pembebasan retribusi selamanya atas nama-nama bla-bla-bla di makam ini, ini, ini, ya. Jadi saya sudah minta namanya bulan ini, kita selesaikan, tapi kami tunggu datanya dulu, namanya siapa, lokasinya di mana. Semoga bulan ini selesai," tutupnya. (imk/imk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini