Histori dan Makna di Balik Balon: Dipegang untuk Dilepas Pergi

Histori dan Makna di Balik Balon: Dipegang untuk Dilepas Pergi

Niken Purnamasari - detikNews
Senin, 08 Mei 2017 13:07 WIB
Foto: Ari Saputra/detikcom
Jakarta - Banyak cara untuk mengekspresikan perasaan. Ada yang menggunakan bunga, tulisan, makanan, hingga balon. Biasanya pemberian benda-benda tersebut dilakukan dalam momen khusus. Di antaranya momen pernikahan, ulang tahun, acara peringatan, dan momen khusus lainnya.

Seperti yang terjadi pada Senin (8/5/2017) ini di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat. Sementara sebelumnya tempat kerja Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) itu dibanjiri karangan bunga, kini dipenuhi oleh balon.

Balon di Balai Kota pada Senin (8/5/2017). Balon di Balai Kota pada Senin (8/5/2017). Foto: Ari Saputra/detikcom

Balon pertama kali ditemukan oleh Michael Faraday pada 1824. Bahan balon yang digunakan pada saat itu terbuat dari karet. Faraday melakukan eksperimen dengan mengisi gas hidrogen pada balon tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam pengujian, ternyata balon yang diisi hidrogen mudah terbakar. Faraday kemudian menggantinya dengan helium. Penemuan balon tersebut kemudian berkembang untuk digunakan di bidang lain.

Balon udara. Balon udara. (Hagen Hopkins/Getty Images)

Balon digunakan sebagai mainan hingga aeronautika. Semakin berkembangnya zaman, banyak yang menggunakan balon sebagai dekorasi atau penghias saat pesta.

Balon sendiri memiliki makna metafora. Pemberian balon dapat digambarkan sebagai benda yang dipegang kemudian dilepaskan pergi. Penulis asal Inggris, Terry Pratchett, pernah mengungkapkan makna balon.

"Ada waktunya dalam kehidupan, seseorang tahu kapan tidak melepaskannya. Balon dirancang untuk mengajarkan anak-anak kecil tentang hal ini," kata Terry.

Simbol balon adalah mencoba menahan sesuatu namun dapat pula menandakan kesiapan untuk melepasnya. Dari sejumlah literatur, makna melepaskan tersebut adalah melepaskan masa lalu yang buruk dan siap menghadapi masa kini yang harus dijalani lebih baik. Selain itu, balon yang dilepaskan berarti sebagai harapan.

Balon juga dapat disimbolkan sebagai perdamaian. Seperti yang dilakukan di Vatikan pada 2015. Ratusan balon dilepas ke udara Vatikan sebagai simbol perdamaian menggantikan burung merpati.

Pelepasan balon di Vatikan pada 2015 lalu.Pelepasan balon di Vatikan pada 2015. (Gregorio Borgia/AP Photo)

Lewat balon juga masyarakat di Jakarta berekspresi. Seperti yang terlihat pada hari ini. Balon-balon berwarna merah dan putih menghiasi sekitar taman dan kolam ikan Balai Kota. Salah seorang masyarakat mengungkapkan niatnya menaruh balon di pelataran Balai Kota.

Banjir balon di Balai Kota.Banjir balon di Balai Kota. (Aditya/detikcom)

"Balon kan tidak akan lama, paling dua hari sudah kempis. Tapi niat kami satu balon itu melambangkan satu harapan yang kalau terbang akan sampai ke Tuhan," ucap Weni, yang mewakili alumni salah satu sekolah swasta di Jakarta. (nkn/fjp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads