Dalam acara Tribute to Mar'ie Muhammad yang digelar di Menara Bank Mega, Jl Kapten Tendean, Minggu (7/5/2017), sejumlah tokoh memberikan pandangan dan kesannnya terhadap sosok 'Mr Clean' tersebut.
Pemilik CT Corp yang juga mantan Menko Perekonomian Chairul Tanjung mengenang Mar'ie sebagai sosok yang hebat. CT, begitu dia biasa disapa, menganggap Mar'ie sebagai sosok mentor sekaligus ustaz bagi dirinya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
"Ilmu yang saya gunakan pada saat saya terpaksa mengemban tugas negara pun mengelola ekonomi Indonesia. Banyak sekali hal yang saya pelajari," ujar CT di hadapan para tokoh dan tamu undangan. Wapres JK juga turut hadir dalam acara ini.
![]() |
Di lain waktu, CT mengisahkan, Mar'ie lebih memilih menginap di wisma milik BUMN ketimbang menginap di hotel mewah.
"Tapi beliau ini unik. Kalau menginap di hotel, nggak mau hotel di berbintang lima," ungkap CT.
Karena sifatnya itu, CT berkelakar soal sosok Mar'ie. "Kawan kawan saya mengatakan uang halal aja nggak mau diambil, apalagi uang haram. Ini jadi catatan luar biasa tentang beliau," kata CT.
Pelajaran selanjutnya adalah tata kelola yang baik dalam pemerintahan. Bahkan salah satu sifat Ma'rie yang membuat CT takjub adalah ketika mendahulukan kepentingan negara dan nasional dibandingkan kepentingan keluarga dan teman-temannya.
"Beliau percaya pada sistem. Ini kadangkala salah pengertian. Memang beliau bersifat tidak boleh membantu orang secara individu. Itu yang membuatnya disebut Mr clean, karena beliau bebas dari kepentingan yang ada," terang CT.
Hal senada diungkapkan Mantan Menteri ESDM Sudirman Said. Mantan Dirut Pindad ini memuji semangat antikorupsi yang selalu melekat dalam diri Mar'ie.
Mar'ie menceritakan awal perkenalannya dengan Mar'ie saat dirinya masih berstatus mahasiswa di Amerika Serikat (AS). Sembari belajar, Sudirman Said juga bekerja sebagai wartawan lepas di salah satu koran di Indonesia.
Saat itu, dirinya sempat berdiskusi lama dengan Mar'ie mengenai berbagai hal. "Itu pertama kalinya saya bertemu Mar'ie Muhammad dan beberapa tahun kemudian kembali bertemu," ucapnya.
Pertemuan keduanya kembali terjadi saat terjadi krisis ekonomi antara tahun 1997-1998 di Indonesia. Sudirman Said menyebutkan beberapa tokoh muda sering diajak Mar'ie Muhammad untuk berdiskusi.
"Saat itu, Pak Mar'ie Muhammad dijadikan tempat oleh kami untuk bertanya," ujar Sudirman.
"Suatu saat saat sudah mau masuk rumah dan sudah tengah malam. Saya di telepon pak Mar'ie. Dia bertanya saya di mana? dan meminta unntuk datang ke rumahnya berdiskusi," sambungnya.
Sementara itu, kawan seperjungan Mar'ie Muhammad di Himpunan Mahasiswa Islam (MHI), Sulastomo menyebut kawan tersebut adalah sosok yang cerdas.
"Selama mengenalnya, dia adalah sosok yang berfkir ke depan dan pintar," ungkapnya. (fiq/fjp)