"Saya pernah blusukan ke sebuah kampung Tongkol namanya, kampungnya bersih, sehat dan bersahabat dengan alam meski berada di tengah ancaman penggusuran," kata Anies saat menyampaikan pidato politiknya di Museum BI, Jakarta Barat, Jumat (5/5/2017).
"Tapi mereka bisa menata kampungnya dan menggeser rumah mereka sehingga tertata, bahkan mereka bisa membersihkan pinggiran kali tempat mereka tinggal. Mereka adalah contoh warga yang memang miskin tapi mereka bisa berpikir jernih untuk merubah image kampung yang kumuh menjadi bersih dan nyaman," sambungnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita juga bertemu dengan Salim Abdullah, dia memilih meninggalkan pekerjaannya dan kenikmatan dunia dengan mendirikan sekolah di belakang hotel mewah bagi anak-anak miskin," ujar Anies.
"Cita-citanya sederhana di mana dia ingin menghapus kemiskinan ilmu di Jakarta, 20 tahun dia melakukan itu ditempat yang sunyi jauh dari tepuk tangan, maka kita akan hadir untuk bersama-sama mewujudkan cita-citanya," imbuh mantan Mendikbud itu.
Anies menambahkan kalau pasangannya di Pilgub DKI, Sandiaga Uno, pernah bertemu dengan sosok warga difabel yang terus berjuang dan menolak untuk dikasihani. Menurutnya, dengan semangat itulah pemerintah harus hadir dan berkolaborasi dengan warganya.
"Untuk itulah gubernur dan wakil gubernur hadir sebagai pengembang amanah. Kita ingin mewujudkan Jakarta, rumah kita bersama, karena kita mengemban amanah dari mereka-mereka yang menitipkan harapannya kepada kami," sebut Anies.
"Kita ingin seluruh Jakarta saling membantu membangun kebhinekaan dan cita-cita luhur bangsa. Bersama gubernur bukan jadi administrator bagi warganya, bersama kami juga bukan sekedar penyedia jasa, tapi kami ingin berkolaborasi antara pemerintah dengan warganya," tutupnya. (adf/elz)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini