Gerindra tak mempersoalkan manuver-manuver tersebut. Gerindra berkata memang Prabowo lah yang menjadi penentu dalam memutuskan mengusung Anies Baswedan kala itu, bukan pihak lain.
"Ya kalau kita itu sah-sah saja (upaya meredam Prabowo). Tapi kan publik bisa melihat siapa mengusung siapa pada putaran pertama," ujar Waketum Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad saat dimintai tanggapan, Jumat (5/5/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Ramai-ramai Meredam Prabowo |
Dasco kemudian berbicara soal cerita di balik pengusungan Anies yang disebut dapat intervensi oleh Wapres RI, Jusuf Kalla (JK). Dia mengakui memang waktu itu Prabowo butuh masukan, salah satunya mungkin dari JK. Namun, keputusan mengusung Anies tetap di tangan Prabowo.
"Kalau soal namanya mengusung, apalagi daerah Jakarta, kan itu Pak Prabowo yang memutuskan. Di Partai Gerindra, kan beliau perlu banyak masukan dari banyak pihak juga, mungkin salah satunya dari Pak JK atau senior yang lain, kan sah-sah saja," tuturnya.
Dasco menanggapi fenomena saling klaim soal pengusungan Anies sebagai cagub belakangan ini. Menurutnya, itu biasa namun tetap Gerindra dan PKS yang mengambil keputusan sebelum mengenalkan Anies-Sandi sebagai pasangan cagub-cawagub DKI.
"Kalau banyak partai yang merasa ini, kita lihat saja, pada waktu mengusung putaran pertama, siapa yang mengusung siapa. Bahwa kemudian di putaran dua ada yang ikutan, sah-sah saja. Biar publik yang menilai, gitu," ucap Dasco.
Gerindra tak takut dengan manuver yang dilancarkan untuk meredam kekuatan Prabowo menjelang Pilpres 2019. Dasco mengibaratkan Prabowo dengan emas.
"Sekarang yang namanya sinar, namanya emas, biar ditutupin tetap akan emas. Sekuat-kuat orang, walaupun untuk (meredam), yang namanya sinar sama emas itu tetap akan bersinar. Sebanyak-banyaknya gelap menutupi, dia akan tetap bersinar," tegas Dasco. (gbr/imk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini