Melongok Program untuk Jomblo di Dunia: Swedia hingga Indonesia

Melongok Program untuk Jomblo di Dunia: Swedia hingga Indonesia

Niken Purnamasari - detikNews
Kamis, 04 Mei 2017 13:18 WIB
Melongok Program untuk Jomblo di Dunia: Swedia hingga Indonesia
Foto: Muhammad Usman/detikcom
Jakarta -

Kaum muda-mudi yang masih menjomblo memiliki banyak konotasi. Ada yang memang ingin bebas, menikmati kesendirian untuk mandiri, ada pula yang memang baru saja putus cinta. Terkadang status jomblo pada anak muda tersebut jadi bahan candaan di media sosial.

Namun rupanya kaum jomblo punya perhatian dan tempat tersendiri bagi pemerintah. Berbagai jurus dilakukan pemerintah agar para jomblo ini bahagia. Ada juga cara dilakukan agar mereka cepat menikah dan memiliki keturunan yang dapat berpengaruh pada jumlah populasi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebab angka populasi penduduk nantinya juga berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi negara. Seperti di Jepang yang terus menggencarkan sejumlah program agar jomblowan dan jomblowati dapat menikah.

1. Indonesia

Foto: Avi/ detikcom
Di Indonesia, kaum jomblo tak luput dari fokus pemerintah. Mereka yang masih menyendiri, dibuatkan taman agar dapat berinteraksi satu sama lain dan mengikuti kegiatan-kegiatan positif.

Seperti yang ada di Bandung yakni Taman Jomblo. Taman yang berada di bawah Jembatan Layang Pasupati itu memiliki tempat yang dirancang untuk satu orang. Tak cuma para jomblo yang memadati taman. Warga lainnya juga banyak yang menghabiskan di taman yang diresmikan pada 2014 lalu itu.

Selain Bandung, di Jakarta nantinya Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) juga menjadi tempat untuk berkenalan atau taaruf. Hal itu disampaikan oleh Wakil Gubernur DKI Terpilih Sandiaga Uno.

"Nanti di RPTRA kan sudah dibangun tapi kurang kegiatan. Gimana kalau adakan program taaruf, taaruf masal. Jadi mereka datang yang jomblo, terus ada kegiatan game misalnya, catur atau game bakiak sama-sama, lomba 17-an Agustus juga," kata Sandiaga di Jalan Otista, Jakarta Timur, Selasa (2/5/2017).

Sandiaga bersama Anies Baswedan juga mengusung rancangan program Kartu Jakarta Jomblo. Kartu tersebut terintegrasi dengan program mereka yakni hunian DP Rp 0 dan OK OCE.

2. Jepang

Foto: Thinkstock
Angka jomblo yang begitu tinggi di Jepang, rupanya membuat pemerintah khawatir. Sebab hal itu akan menurunkan jumlah populasi mereka. Perdana Menteri Shinzo Abe pun langsung bertindak untuk mengatasi fenomena itu. Dia ingin agar warga Jepang yang masih menjomblo dapat segera menemukan pasangan dan menikah.

Beragam cara dilakukan. Salah satunya membayar subsidi ke kota-kota di Jepang untuk mengatur acara kencan. Pemerintah Jepang juga menghapus pajak pasangan suami istri yang selama ini ditakutkan. Sehingga hal itu dapat memacu warga untuk segera menikah.

3. India

Foto: Ist.
Wanita yang masih menjomblo di India menjadi keuntungan sendiri. Baru-baru ini pemerintah negara bagian Telenghana, India menggelontorkan subsidi berupa uang pensiun bagi wanita jomblo.

Bantuan tersebut diberikan dengan tujuan untuk melindungi mereka yang mengalami kekurangan. Namun ada syarat tertentu bagi wanita jomblo yang menerima subsidi.

Syaratnya yakni pada penghasilan para jomblo per tahunnya.

4. Swedia

Foto: Dok. Kate Gabor / The Royal Court / Swedia
Tingkat kesejahteraan yang tinggi di Swedia berdampak pula pada banyaknya populasi warga yang menjomblo di negara ini. Banyak apartemen dan hunian yang dapat dibeli oleh para jomblo. Begitu lulus sekolah menengah, mereka pindah ke apartemen.

Namun rupanya hal itu menjadi kekhawatiran bagi pemerintah. Sebab semakin banyak warga jomblo tadi menempati hunian sendiri-sendiri dan menimbulkan invidualisme yang tinggi. Sebab itu, ada program agar mereka yang masih hidup sendiri dapat bergabung dengan 'rumah kolektif' yang dihuni oleh masyarakat lainnya.
Halaman 2 dari 5
(nkn/fjp)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads