Saat Kesendirian Jomblo di Perkotaan Jadi Perhatian Pemerintah

Saat Kesendirian Jomblo di Perkotaan Jadi Perhatian Pemerintah

Niken Purnamasari - detikNews
Kamis, 04 Mei 2017 11:23 WIB
Foto: Avi/detikcom
Jakarta - Kalangan muda-mudi yang masih berstatus lajang alias jomblo kini tak perlu khawatir soal perhatian. Sebab, pemerintah di sejumlah kota di Indonesia punya program khusus untuk kaum jomblo sehingga mereka tidak perlu berkecil hati.

Salah satunya dilakukan oleh Pemerintah Kota Bandung dengan membuat Taman Pasupati atau dikenal dengan Taman Jomblo. Melihat namanya saja sudah mengulik rasa ingin tahu mengapa Wali Kota Bandung Ridwan Kamil sampai-sampai membuat taman untuk para jomblo tersebut.


Suasana di Taman Jomblo. Suasana di Taman Jomblo. (Avi/detikcom)

"Kenapa disebut Taman Jomblo? Ya, daripada single kepaksa, kan tetap ujungnya jomblo juga," kata pria yang akrab disapa Kang Emil itu saat peresmian Taman Jomblo pada 2014.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Nama 'jomblo' di taman tersebut bermula dari celetukan iseng. Sebab, bentuk tempat duduk di taman dirancang untuk satu orang.

Suasana di Taman Jomblo. Suasana di Taman Jomblo. (Avi/detikcom)

Taman Jomblo berlokasi di bawah jalan layang Pasupati. Rupanya ada alasan tersendiri kenapa Kang Emil menempatkan taman untuk para jomblo di bawah jembatan.

"Kan biar nggak kehujanan. Kalau jomblo kehujanan makin tragis," ujar Emil sambil bergurau.

Saat Kesendirian Jomblo di Perkotaan Jadi Perhatian PemerintahFoto: Avi/detikcom

Lewat pembangunan Taman Jomblo, Emil berharap nantinya angka persentase jomblo yang merasa depresi dapat berkurang. "Paling ya 100 persen jomblo depresi jadi jomblo bahagia karena ada Taman Jomblo di Bandung," kata Emil pada 2014.

Selain Bandung, Jakarta menyiapkan program untuk para jomblo. Wakil gubernur terpilih DKI Sandiaga Uno mengatakan akan menjadikan Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) tak hanya sebagai tempat kumpul muda-mudi. Mereka juga dapat melakukan taaruf atau ajang perkenalan di sana.


RPTRA Kalijodo.RPTRA Kalijodo (Agung Pambudhy/detikcom)

"Nanti di RPTRA kan sudah dibangun tapi kurang kegiatan. Gimana kalau adakan program taaruf, taaruf masal. Jadi mereka datang yang jomblo, terus ada kegiatan game misalnya, catur atau game bakiak sama-sama, lomba 17-an Agustus juga," kata Sandiaga di Jalan Otista, Jakarta Timur, Selasa (2/5/2017).

Baca Juga: Sandiaga Ingin Ada Taaruf Massal untuk Jomblo di RPTRA

Bukan hanya itu cara untuk membahagiakan jomblo di Jakarta. Bersama Anies Baswedan, ia juga mengusung rancangan program Kartu Jakarta Jomblo. Kartu tersebut terintegrasi dengan program mereka, yakni hunian DP Rp 0 dan OK OCE.

Baca Juga: Menuju Warga Bahagia, Sandiaga: Kita Siapkan Kartu Jakarta Jomblo

"Kartu Jakarta Jomblo itu inovasi yang kami luncurkan waktu kampanye, yang kita harapkan bisa berintegrasi dengan program OK OCE, dan program lain, seperti rumah DP Rp 0," ucap Sandiaga.

"Kami ingin jomblo juga pas lagi mencari jodoh lebih pede, lebih percaya diri, karena punya rumah sendiri dan mertua juga pasti akan lebih tertarik, atau memiliki impresi yang bagus kalau calon menantunya itu sudah punya rumah sendiri," sambungnya.

Pengamat Perkotaan Nirwono Yoga menilai sebenarnya sah-sah saja pemerintah membuat program khusus untuk para muda-mudi yang masih jomblo. Khususnya dengan membangun taman untuk mereka. Sebab, taman di wilayah perkotaan memang harus digunakan untuk kegiatan positif bagi masyarakat. Namun juga perlu diperhatikan oleh pemerintah adanya aturan yang tegas terkait apa saja yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan di taman.

"Taman sebagai ruang publik memang bisa digunakan kegiatan apa pun yang positif. Masyarakat kota kita memang kekurangan ruang publik yang murah meriah, sehingga taman menjadi pilihan untuk muda-mudi," kata Nirwono saat berbincang dengan detikcom, Kamis (4/5/2017).

Nirwono juga mengimbau, fungsi taman yang dikhususkan untuk para jomblo tidak mengabaikan fungsi edukasi dan rekreatif. Sebab, menurutnya, melalui budaya bertaman yang baik, Indonesia nantinya tidak kalah dengan negara lain di dunia.

"Yang harus dilakukan adalah bagaimana kegiatan muda-mudi di taman diarahkan pada kegiatan yang edukatif, rekreatif, dan inovatif dalam menghidupkan taman-taman kota. Sehingga kelak tumbuh masyarakat dengan budaya bertaman. Taman sebagai bagian penting dari kehidupan warga kota seperti yang sudah tumbuh di kota-kota besar dunia, seperti Melbourne, Singapura, London, Tokyo, dan New York," jelasnya. (nkn/fjp)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads