"Alat diciptakan sendiri oleh kepala sekolah. Sengaja digunakan kepada siswa untuk terapi," ungkap Ketua Komite SD Negeri Lowokwaru 3 Totok Edi Sucipto kepada detikcom, Rabu (3/5/2017). Hal ini disampaikan Totok setelah mengonfirmasi pihak sekolah.
Siswa yang disetrum adalah RA, MK, MA, dan MZ. Semuanya bersiap melaksanakan ujian nasional. Mereka disetrum usai salat Duha, 24 April lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebagai Ketua Komite, Totok awalnya terkejut mendengar laporan wali siswa yang kemudian bergegas untuk meminta penjelasan dari sekolah.
"Orang tua keberatan karena pakai alat listrik, kepala sekolah berdalih terapi dan sudah dilakukan kepada beberapa guru," ungkapnya.
Kasus yang menyita perhatian publik ini diharapkan tidak terulang kembali. TY sendiri telah berjanji tidak mengulang perbuatannya. "Jangan ada lagi, cukup sekali saja," tandasnya.
Komite bersama wali siswa, guru dan Tjipto telah dipertemukan oleh Dinas Pendidikan Kota Malang untuk menindaklanjuti masalah ini.
Tjipto belum berkomentar soal aksi setrum tersebut. Namun berdasarkan data yang diperoleh detikcom, dia membuat surat pernyataan tertanggal 27 April 2017. Hal ini masih diselidiki Dinas Pendidikan Kota Malang. (fat/try)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini