"Anak saya kelas 6, dua minggu lagi ujian. Sekarang trauma. Kami ingin jaminan dari Diknas, karena pasti terganggu secara psikologis," ujar Anita kepada detikcom, Selasa (2/5/2017).
Menurut data Dinas Pendidikan (Dindik) Kota Malang, ada 4 siswa yang disetrum Tjipto. Namun hanya Anita yang memberikan syarat pengaduan ke Dindik. Kasus ini masih diselidiki.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tjipto mengajak 4 siswa bermeditasi. Kemudian dia mengambil alat berupa papan yang dialiri listrik. Satu papan diinjak Tjipto, satu lagi diinjak para siswa atas permintaan Tjipto
"Dia mimisan, terus mengeluh pusing usai pulang sekolah. Saya tanya, ngakunya habis disetrum kepala sekolah, saya kaget," ungkap Anita.
Anita tambah kaget setelah tahu aksi setrum itu dilakukan dengan alasan terapi dan tes kebohongan. "Pelaku pakai test pen yang diletakkan di kepala anak saya. Jika nyalanya terang, maka anak saya dinilai suka berbohong kepada orangtua. Ini sudah nggak benar," keluh ibu dua anak ini.
Tjipto belum bisa dikonfirmasi terkait kejadian ini. Namun berdasarkan data yang dihimpun detikcom, dia telah membuat surat pernyataan. Hari ini, Rabu (3/5/2017), Kemendikbud mempertanyakan alasan terapi dengan setrum listrik.
"Apakah terapi itu memenuhi kaidah akademik? Itu ada kajiannya. Tidak bisa langsung asumsi bukan ahlinya," kata Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Masyarakat Kemendikbud, Ari Santoso. (try/try)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini