Caranya adalah memaksimalkan partisipasi DKI dalam program pertukaran kepala sekolah. Program tersebut adalah program Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang digagas Anies saat masih menjabat Mendikbud.
"Waktu kami di Kemendikbud dulu salah satu program adalah bentuknya pertukaran kepala sekolah. Jadi kepala sekolah dari daerah yang mungkin sulit aksesnya, kepala sekolahnya datang ke Jakarta atau kota-kota pilihan lainnya, lalu mereka menjadi wakil kepala sekolah selama beberapa bulan," ujar Anies di Pasar Pramuka, Matraman, Jakarta Timur, Selasa (2/5/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Anies mengatakan pengalaman kepala sekolah dari daerah yang datang mengikuti program pertukaran tersebut akan menjadi pelajaran. Hal ini bertujuan agar diterapkan kembali ke daerah asalnya.
"Dipakai sebagai salah satu brand mark. Tidak ada yang bisa copy-paste, karena setiap sekolah punya tantangan sendiri-sendiri. Tapi pengalaman yang mereka dapatkan di Jakarta dan kota-kota besar lain yang pendidikannya lebih maju itu akan bisa menjadi modal bagi mereka untuk mengembangkan," tutur Anies.
Yang terpenting dari program pertukaran tersebut, menurut Anies, adalah jaringan dan perkenalan yang terbangun dari kepala sekolah yang berasal dari daerah tersebut. "Sehingga bisa saling bantu. Yang terjadi adalah ketika di daerah ada kegiatan pelatihan, yang diundang adalah guru-guru atau kepala sekolah yang dulu tempat dia datang. Jadi itu salah satu yang pernah digunakan, setahu saya itu masih jalan programnya. Jadi nanti nanti DKI bisa berpartisipasi di sana," ucap dia. (nvl/elz)