Titin dirujuk ke Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung setelah kesadarannya semakin menurun saat dirawat di RS Cimacan, Cipanas. Penurunan kesadaran itu disebabkan cedera kepala berat hingga terjadi perdarahan di otak.
"Sejauh ini belum sadarkan diri. Masih dirawat intensif setelah menjalani operasi di kepala karena pendarahan di otak," kata kakak kandung Titin, Nandang Kosasih (56), di RSHS Bandung, Jalan Pasteur, Selasa (2/5/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita (keluarga) menyerahkan kepada dokter semuanya. Semoga adik saya bisa sadar dan sembuh kembali," ucap dia.
Putra pertama korban, Aldi Martiandi (26), mengatakan, saat kecelakaan maut itu terjadi, ibunya menjadi salah seorang penumpang angkot. Bus pariwisata yang mengalami rem blong itu lalu menghantam angkot jurusan Cipanas-Puncak tersebut.
Lebih lanjut dia menjelaskan, akibat ditabrak bus, saudaranya yang sedang bersama ibunya itu meninggal dunia di RS Cimacan. Sedangkan sang ibu belum sadarkan diri akibat perdarahan di kepala.
"Jadi rencananya mau ke Puncak reunian sama teman-temannya. Tapi di jalan kena musibah," kata Aldi.
Dia berharap ada mukjizat untuk kesembuhan ibunya agar bisa kembali berkumpul bersama dua suami dan tiga anaknya. "Mudah-mudahan ibu bisa sadar dan cepat sembuh. Pihak bus juga bisa bertanggung jawab," tutur Aldi. (bbn/try)