Hal ini dilakukan di sela kegiatannya. Bemo berwarna ungu miliknya dimodifikasi sederhana sehingga menjadi perpustakaan keliling.
"Saya sudah menarik bemo sejak tahun 1976. Mulai tahun 2013 saya muter dengan bemo ini ke kampung-kampung," kata Sutino di RPTRA Kalijodo, Jalan Kepanduan II, Pejagalan, Penjaringan, Jakarta Utara, Selasa (2/5/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia biasanya mencari penumpang dari pagi hingga pukul 08.30 WIB. Kemudian setelah itu dia pulang dan mengendarai bemo ungu yang telah dimodifikasi jadi perpustakaan keliling.
Hingga pukul 13.00 WIB, Sutino menawarkan buku-buku yang dibacanya untuk dibaca oleh anak-anak dan masyarakat umum.
![]() |
Buku yang dibawanya ditujukan untuk anak usia sekolah dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP). Dia menyebut antusiasme masyarakat cukup baik.
"Umumnya buku yang saya bawa untuk anak-anak dari SD sampai ke SMP. Kadang anak-anak komplain, katanya kok bukunya nggak ada yang baru? Tapi biasanya kalau habis ada yang komplain, Alhamdulillah dapat saja buku yang baru," ujarnya.
Sutino yang lulusan SD ini memang penuh inovasi. Sebelum membawa perpustakaan keliling menggunakan bemo, tahun 2010 dia mencoba menjalankan bemo yang dipunyainya menggunakan listrik.
"Beli bemo 2010 untuk internet keliling. Dua tahun kita narik dan buat bemo dari listrik. Tapi pada saat kita kendala baterai mahal, dan baterai yang kita beli tidak mampu buat narik," ujarnya.
Kemudian, memasuki 2013, dia menggunakan bemonya untuk membawa buku. Sutino memulai perpustakaan kelilingnya. Hal ini diwujudkan dengan bantuan dari beberapa pihak.
Bantuan ini datang karena Sutino sudah mengenal beberapa tokoh ketika dirinya masih rutin menjadi sopir bemo. Hingga kemudian dia dibelikan bemo berwarna ungu ini yang sudah dimodifikasi menjadi perpustakaan keliling.
"Bemo pernah terpuruk. Karena untuk beli bensin aja ngepas (pendapatannya). Apalagi untuk kebutuhan di rumah. Setelah 2013 ke atas kondisi semakin baik," ujarnya.
"Tadinya saya suka narik, kemudian mereka sudah kenal. Kondisi semakin baik dan teman-teman dari Untar (Universitas Tarumanegara), Ikon dan Pak Imam. Akhirnya dibelikan bemo ini," sambungnya.
Tak disangka, aksi nyata Sutino membuatnya diundang datang ke Istana Negara untuk bertemu Presiden Joko Widodo. Dia mengatakan cukup banyak waktu yang dibicarakan selama diundang makan siang pada Selasa (2/5) tadi.
Bahkan, Sutino pun mendapatkan satu buah tas berisi buku dari Jokowi. Pemberian ini melengkapi koleksi buku yang dipunyainya yang biasa didapatkannya juga dari masyarakat.
"Buku saya dapat dari bantuan masyarakat. Seperti tadi disumbang buku sama Pak Jokowi. Tadi saya ke Istana. Undangan makan siang dan bicara soal lemahnya daya baca. Beliau bangga adanya kita dan mendukung bila kita dapat mengajak teman yang lain, misalnya sopir bemo atau yang lain," ungkapnya gembira.
Tak hanya membuka perpustakaan keliling. Sutino juga sering membuka layar tancap keliling yang biasa dibukanya pada akhir minggu.
"Kalau libur, kita buat layar tancap keliling. Kan untuk menghibur masyarakat. Jangan kayak saya yang dulu kekurangan hiburan. Film yang diputar film Indonesia baik lama atau baru. Film dapat dari Ruang Rupa (Ruru)," ujar dia.
![]() |
Sutino mengaku kegiatan sosialnya ini tidak mempengaruhi pendapatannya sebagai sopir bemo. Dia mengaku mendapatkan penghasilan tambahan, meski bukan berupa material. Bahkan, Sutino pernah berangkat umrah ke Makkah karena mendapatkan undangan dari salah satu stasiun televisi.
"Alhamdulillah, tidak mengganggu penghasilan. Malah menambah penghasilan dalam arti bukan cuma uang tapi juga kebanggan dan kita merasa berguna bagi orang lain. Saya pernah dapat undangan umrah tahun 2016 kemarin dari Trans7. Waktu itu pergi bersama Jupe (Julia Perez) sebelum sakit," tuturnya.
Sutino menjadi salah seorang yang diundang hadir dalam Pesta Pendidikan 2017 ini. Selain dirinya juga ada pedagang telur dan burger yang membuka perpustakaan keliling.
Di Hari Pendidikan Nasional ini, Sutino berharap kepada generasi muda untuk giat membaca. Sebab, menurutnya semua pengetahuan datang dari sebuah buku yang dibaca.
"Pesan saya untuk anak Indonesia lebih giat belajar. Jangan main dan tawuran karena buku sangat penting untuk masa depan mereka. Segala hal tetap butuh panduan dari buku," kata dia. (jbr/fdn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini