Kepala BKSDA Aceh Sapto Aji Prabowo mengatakan buaya tersebut diduga mati akibat infeksi luka setelah terkena mata pancing. Meski mata pancing yang terbuat dari besi ukuran 10 sudah berhasil dilepas, tapi kondisi lukanya belum sembuh.
Buaya mati akibat infeksi terkena mata pancing. Foto: (Agus Setyadi/detikcom) |
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Buaya sepanjang sekitar 4,96 meter ini sebelumnya dikurung di dalam kandang berukuran besar. Untuk makanan, tim BKSDA memberinya ayam.
Menurut Sapto, berdasarkan pengalaman pihaknya, buaya yang ditangkap dengan cara dipancing kecil kemungkinan dapat survive. Buaya tersebut mati pada Senin 1 Mei 2017. "Tadi sudah kita kuburkan," jelas Sapto.
Penangkapan buaya jantan ini dilakukan warga Aceh Singkil pada Sabtu 8 April lalu. Pihak BKSDA mendapat informasi sehari setelahnya, yaitu pada Minggu 9 April. Ketika tim BKSDA tiba di lokasi, masih ada mata pancing di kerongkongan buaya tersebut.
Beberapa hari kemudian, buaya ini diboyong ke Banda Aceh untuk melepaskan mata pancing dan perawatan. Awalnya, tim hendak membius buaya itu agar mata pancing mudah dilepas. Tapi, setelah berkoordinasi, ternyata obat bius yang ada di Indonesia tidak direkomendasikan untuk reptil tersebut.
"Akhirnya teman-teman memutuskan untuk melepas mata pancing dengan cara manual. Mulut buaya dibuka pakai tali dan diganjal dengan kayu," kata Sapto. (aan/aan)












































Buaya mati akibat infeksi terkena mata pancing. Foto: (Agus Setyadi/detikcom)