Anies-Sandi: Pemimpin Harus Bisa Membaca Keinginan Rakyat

Anies-Sandi: Pemimpin Harus Bisa Membaca Keinginan Rakyat

Yulida Medistiara, Cici Marlina Rahayu - detikNews
Minggu, 30 Apr 2017 19:00 WIB
Anies-Sandi: Pemimpin Harus Bisa Membaca Keinginan Rakyat
Foto: Istimewa
Jakarta - Pasangan Gubernur dan Wakil Gubernur terpilih DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan dan Sandiaga Salahuddin Uno membaca puisi dalam milad ke-19 Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Keduanya kemudian berkomentar soal puisi berjudul 'Membaca Tanda-tanda' karya Taufik ismail tersebut.

Sandi menyebut puisi ini sangat bermakna, terutama sebagai pemimpin. Menurut dia seorang pemimpin harus bisa membaca apa yang dibutuhkan oleh rakyatnya, seperti yang tersirat dalam puisi.

"Kebetulan puisinya dipilihin oleh teman-teman dari panitia dan menurut saya sangat bermakna karena berkaitan dengan pemimpin yang harus bisa membaca apa yang rakyat warga Jakarta inginkan," ujar Sandi usai acara milad ke-19 PKS di Grand Sahid Jaya, Jl Jenderal Sudirman, Jakarta Pusat, Minggu (30/4/2017).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sandi kemudian mengaitkan dengan kondisi Jakarta saat ini. Ia melihat tanda bahwa warga Jakarta menginginkan standar penghidupan yang lebih tinggi dari yang sudah ada pada masa pemerintahan provinsi saat ini.

"Mandat kami di Jakarta adalah menghadirkan lapangan pekerjaan yang lebih, baik pendidikan yang lebih baik, dan standar yang sudah dicapai oleh Pak Basuki yang sekarang sudah tinggi. Tanda-tandanya itu adalah warga menginginkan yang lebih tinggi lagi. Jadi buat kami ini adalah amanah, pas sekali pemilihan puisinya," imbuhnya.

Sementara itu Anies juga menanggapi bahwa sebagai manusia harus bisa membaca hikmah/pertanda. Terutama jika pertanda itu menunjuk kepada sinyal perubahan.

"Jadi tadi saya sampaikan kepada semuanya, ini sudah 19 tahun PKS. Saya dan Bang Sandi dapat tugas baca puisi tentang tanda-tanda. Mudah-mudahan kita semua bisa tajam dalam membaca perubahan zaman sehingga bisa mengantisipasi. Saya berkali-kali mengatakan bangsa besar, bangsa maju, itu juga salah satunya ditandai dengan kemampuan membaca perubahan zaman.

Ditanya soal tanda yang ia lihat dari kondisi Jakarta saat ini, Anies mengelak mengomentari karena menunggu penetapan resmi dari KPUD DKI Jakarta 4 Mei mendatang.

"Oh sekarang barunya tanda-tanda pengesahan KPU dulu. Sudah ada tanda-tandanya itu. Nanti setelah pengesahan baru, nanti yang berikutnya," elaknya.

Para awak media kemudian menanyakan alasan Anies yang terus mengelak setiap ditanya soal langkah dan programnya sebagai Gubernur nanti. Menurutnya ia hanya tidak ingin mendahului takdir.

"Dasarnya itu adab dan etikanya. Adabnya adalah kita mengikuti proses, jangan mendahului takdir, dan kita malah justru menunjukkan kepada semua. Misalnya tidak menyiapkan syukuran sampai ada keputusan. Masa siapin syukuran belum ada keputusan," sanggahnya. (nif/erd)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads