"Bukan hanya Kalijodo, itu hanya salah satu kasus. Saya kadang ketawa, kami ini masih gubernur-wagub sampai Oktober, jadi kalau ada yang memanfaatkan untuk yang tidak baik, kami akan tindak tegas," kata Djarot di RPTRA Semper, Jakarta Utara, Sabtu (29/4/2017).
Untuk mengantisipasi preman-preman yang sering memalak warga, Pemprov telah bekerja sama dengan TNI, Polri, dan Dishub untuk mengamankan RPTRA Kalijodo. Pemprov juga membangun gate agar parkir lebih tertib.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Djarot mengimbau masyarakat menjaga ruang publik ini karena bukan hanya warga Jakarta yang datang ke RPTRA Kalijodo, tapi juga warga dari luar daerah. Dia menegaskan agar tidak ada pihak yang sengaja ingin merusak tatanan dan fasilitas yang sudah dibangun pemerintah.
"Ini kan kebanggaan. Ini bentuk legacy yang dititipkan ke masyarakat supaya ikut menjaga, merawat. Ingat bahwa Jakarta butuh kedisiplinan kita semua. Jangan manfaatkan peluang ini untuk masuknya praktik-praktik buruk yang terjadi di masa lampau," tutur Djarot.
"Trotoar sudah sangat bagus, jangan sampai berubah kumuh, sungai juga udah bersih, jaga bersama. Ray Parlour (legenda Arsenal) ngomong sama saya bangga (dengan Jakarta), seperti di London," tuturnya.
Saat disinggung soal 'pemain lama' yang takut kepada dia dan Ahok, suara Djarot pun sedikit meninggi. Dia meyakini ada pihak-pihak dari masa lalu yang turun tangan ingin kembali menguasai Kalijodo.
"Hei, Ahok-Djarot nggak perlu ditakutin, ngapain takut sama kita, (takut) sama Tuhan, sama Allah. Kalau buat kriminal, jangan takut sama kita, Gusti Allah mboten sare, jangan takut sama kita dong. Takut sama Sang Khalik," kata Djarot.
"Mereka itu jangan memanfaatkan situasi seperti itu. Kami tidak menuduh itu preman masa lampau, belum dapat bukti nyata, saya yakin itu praktik masa lampau," tuturnya. (nth/elz)