Rencananya, ritual perjalanan ini akan menemui 3 bupati dan Gubernur Banten. Pertama, warga Baduy akan mendatangi Bupati Lebak. Di sana nanti akan ada pertemuan atau dalam bahasa Baduy disebut Seba.
Setelah itu, mereka akan ke Kabupaten Pandeglang dan langsung dilanjutkan ke ibu kota provinsi di Serang. Malam puncak Seba akan dilakukan di gedung Pendopo Gubernur Banten.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Tokoh dari suku Baduy Dalam Ayah Mursyid mengatakan tradisi Seba merupakan tradisi wajib tahunan yang harus dilaksanakan setiap tahun. Waktu Seba dalam pertanggalan adat Baduy dilakukan di bulan Safar dan biasanya di bawah tanggal 10.
Seba tahun ini berdasarkan pertanggalan bulan Safar di Baduy masuk pada tanggal 3 di bulan Safar. Dan ritual Seba adalah rangkaian wajib setelah rangkaian adat Kawalu, Ngalaksa, dan terakhir Seba.
"Tugas ritual Seba setiap tahun wajib karena satu rangkaian adat ada Kawalu, Ngalaksa, terakhir Seba," kata Ayah Mursyid menjelaskan kepada detikcom, Lebak, Jumat (28/4/2017).
Ayah Mursyid menambahkan karena Seba adalah wajib dan amanat leluhur, maka pelaksanaan tidak bisa ditunda atau dipisahkan. Tradisinya pun memiliki makna batiniah sebagai menjunjung tinggi amanat leluhur. Dan secara lahiriah adalah datang kepada pemerintah.
"Di situlah menjelaskan kepada leluhur, yang ke depan, yang ditinggalkan itulah disampaikan. Kondisi alam lingkungan dengan segala perjalanan perlu dijelaskan terkait kebutuhan masyarakat, tentang alam, bumi, hukum hal berkaitan dengan amanah di situ bisanya," ujarnya.
Sedangkan Seba ke pihak pemerintah sendiri, warga adat Baduy nanti akan menyampaikan mengenai kondisi masyarakat adat. "Seba untuk temu wicara, mana-mana perlu disampaikan nanti sesuai dengan apa yang disepakatkan, kondisi masa depan adat Baduy itu di forum Seba," paparnya lagi.
Khusus untuk warga Baduy Dalam, aturan adat melarang mereka untuk mengendarai kendaraan. Oleh karena itu, setiap adat tradisi tahunan Seba dilakukan dengan berjalan kaki dari kampung-kampung Baduy Dalam di dalam hutan.
Dari pantauan detikcom warga Baduy Dalam memulai perjalanan ratusan kilometer dari perkampungan Baduy Luar pada pukul 05.00 WIB. Mereka sebelumnya menginap di rumah Jaro Saija yang disebut sebagai Jaro Pamarentah atau seseorang yang bertugas sebagai penghubung masyarakat adat Baduy dengan pemerintah resmi.
![]() |