Bandung menjadi tempat persinggahan pertama Zakir. Selanjutnya ia berlabuh di Yogyakarta, Gontor (Ponorogo), Bekasi, dan berujung di Makassar.
Zakir mengaku tidak menyangka akan banyak orang yang hadir untuk mendengarkan ceramahnya selama 11 hari di Indonesia. Bahkan warga yang hadir di Makassar disebutnya sebagai rekor tersendiri untuk ceramahnya di luar India.
![]() |
"Saya tidak pernah menyangka akan ada peserta sebanyak itu. Biasanya saya memberikan ceramah dalam bahasa Inggris, tapi saya mengerti akan kesulitan bahasa Inggris di sini, kurang-lebih hanya sekitar 20 persen memahami bahasa Inggris. Tetapi saya tetap kagum dengan audiens tersebut," tutur Zakir.
"Banyak dari mereka yang menonton video saya, terutama di Makassar, ada sekitar 3.000 orang yang datang, itu merupakan perkumpulan terbesar saya di luar India," ujarnya.
Menurut Zakir, di India, masyarakat yang menghadiri ceramahnya bisa sampai puluhan ribu orang. Bahkan ia menyebut pernah satu waktu dihadiri sampai 1 juta orang.
"Di India, saat kami memberikan ceramah, ada sekitar 15.000 sampai setengah juta orang yang datang. Perkumpulan yang paling besar ada lebih dari sejuta orang," ucapnya.
![]() |
Zakir pun berpesan agar para intelektual muslim di Indonesia membuat ajaran Alquran lebih umum, lebih dimengerti oleh awam.
"Nasihat saya untuk para sarjana, ulama, ustaz, dan lain-lain di Indonesia yaitu membuat ajaran Alquran lebih umum, bukan hanya sebagai kelestarian. Saya tahu Indonesia sangat melestarikan Alquran dengan baik, itu hal yang baik dan harus dilanjutkan. Tetapi mereka harus membaca Alquran dengan pemahaman yang benar dalam bahasa yang mereka paling mengerti dan juga mengimplementasikannya," tutur Zakir.
"Ini adalah negara dengan jumlah muslim terbanyak di dunia, 220 juta orang dengan 80 persen dari populasinya merupakan muslim. Saya percaya bahwa Indonesia harusnya menjadi contoh untuk dunia bahwa inilah sebagaimana negara muslim seharusnya," ujarnya.
Momen Kedatangan ke Indonesia
Kedatangan Zakir Naik ke Indonesia berbarengan dengan momen pemilihan Gubernur DKI 2017. Di media sosial, ada sejumlah pihak yang mengaitkan dua momen tersebut.
Saat ditanyakan langsung mengenai apakah kedatangannya memang terkait dengan pemilihan Gubernur Jakarta, Zakir langsung membantahnya. Menurutnya, ia telah diminta datang ke Indonesia sejak bertahun-tahun yang lalu.
"Mengenai waktu saya di sini, saya kira tidak ada hubungannya karena saya diminta datang ke sini bertahun-tahun sebelumnya, dan kebetulan anak-anak saya sedang liburan," tutur Zakir.
"Liburan mereka mulai 21 Maret sampai 8 April, jadi saya katakan saya di sini dari 21 sampai 9 sehingga saya tidak tahu apa-apa tentang pilkada. Ini rencana yang dibuat Allah SWT. Saya tidak tahu kaitan saya hadir di sini," kata pria 51 tahun itu.
Meski begitu, Zakir mengungkapkan, saat memberi ceramah di Bekasi, sempat ada yang bertanya tentang makna Surat Al-Maidah ayat 51. Ayat ini terkait dengan dugaan penistaan agama oleh salah satu cagub DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama.
"Di Bekasi ada yang menanyakan mengenai Surat Al-Maidah ayat 51. Apa opini saya, dan saya mengatakan apa yang kamu percaya jangan pilih orang nonmuslim sebagai 'aulia'. Dalam bahasa Inggris artinya dapat menjadi teman atau pelindung," ujar Zakir.
Menurut Zakir, kedatangannya ke Indonesia difasilitasi oleh sejumlah organisasi keagamaan, antara lain Muhammadiyah.
"Ada kelompok-kelompok yang menyediakan layanan yang membuat saya bisa ke Indonesia, dan menyampaikan pesan mengenai Islam ke Indonesia, dan mudah-mudahan Allah berkenan," ucapnya.
(fjp/van)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini