Beberapa pedagang khawatir tidak mendapatkan kios ketika lokbin pujasera tersebut selesai dibangun. Sebab, jumlah kios dan jumlah pedagang yang ada saat ini tidak seimbang.
"Pedagang di sini masih pada bingung. Mau dipindahin ke sana tapi katanya pakai sistem kocok. Takutnya pedagang yang sudah lama di sini nanti nggak dapat tempat. Segitu mah sedikit banget," kata seorang pedagang bernama Maesaroh (34) di lokasi, Jalan Kepanduan II, Penjaringan, Jakarta Utara, Selasa (25/4/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Maesaroh, yang berdagang pempek dan pisang molen, mengaku sudah berdagang sebelum RPTRA Kalijodo diresmikan oleh Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) pada Februari lalu. Saat ini, menurutnya, belum banyak pedagang yang membuka lapaknya.
Namun, kian hari, pedagang semakin banyak. Maesaroh mengatakan pihak Dinas Koperasi, UMKM, dan Perdagangan DKI Jakarta sempat meminta pedagang mengumpulkan administrasi. Meski demikian, dia masih tetap khawatir.
"Dulu disuruh mengumpulkan KTP suami dan istri sama kartu keluarga. Cuma sekarang, yang dagang di sini ada 80-an orang. Tapi yang akan dipindah ke sana paling cuma 50-an pedagang," ujarnya.
Hal serupa diungkapkan Ade Komarudin (33), yang berjualan batagor dan cilok di RPTRA Kalijodo. Dia mengatakan, pada awalnya tidak banyak orang berdagang. Namun menjadi semakin ramai setelah Januari 2017.
Ade mengatakan awalnya kios para pedagang berada di lokbin pujasera yang tengah dibangun. Namun para pedagang terpaksa pindah sementara karena kios-kios tersebut belum dibangun. Mereka sudah berdagang di lokasi sementara ini selama dua minggu lebih.
"Awalnya kan cuma 2-3 orang. Tapi mulai penuhnya setelah tahun baru. Di sini ada lebih 80 pedagang. Cuma di sana adanya 50 kios saja. Takutnya pedagang yang lama malah nggak dapat tempat nanti," ujarnya.
Dia mengatakan, jika lokbin pujasera sudah jadi, para pedagang akan mendapatkan fasilitas berupa etalase, meja, dan kursi. Fasilitas tersebut akan didapatkan secara cuma-cuma.
Ade berharap pihak pemda adil dalam menentukan pedagang yang boleh mengisi lokbin pujasera tersebut.
"Akan disediakan gerobak, meja, kursi. Nggak ada uang yang diminta. Jadi harapan saya, kalau memang tidak muat semua, bisa dibuatkan lagi lokasi. Jangan sampai ada konflik karena iri di antara pedagang," ucap Ade.
Di lokasi yang sama, Wakil Wali Kota Jakarta Utara Yani Wahyu Purwoko mengatakan pihak pemda sudah bekerja sama dengan salah satu perusahaan untuk menyediakan lokbin pujasera tersebut. Saat ini sudah dilakukan pendataan, dan nantinya kios tersebut akan diundi untuk penempatan pedagang.
"Kami sudah bekerja sama dengan Sosro. Sekarang ini kita lihat bersama kios-kios sudah mulai dikerjakan, 90 persen jadi. Setelah tuntas, maka mereka akan dilakukan pendataan, diundi. Nanti mereka dapat di mana, sesuai dengan tempatnya. Kalau tidak diundi, nanti kan bisa rebutan," ujarnya.
Yani mengatakan akan ada 50 kios yang disediakan. Pedagang yang akan diutamakan ialah pedagang kaki lima (PKL) sekitar atau yang pernah berdagang di Kalijodo.
"PKL memang diupayakan untuk warga sekitar sini dan tentunya warga masyarakat yang pernah disini, ya," ucap Yani. (jbr/rvk)











































