Salah satu dari mereka adalah Rudi, pengunjung yang baru pertama kali mengunjungi RPTRA Kalijodo. Dia senang karena, selain murah meriah, lokasi itu dekat dari rumahnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia sempat kesulitan mencari lahan parkir karena padatnya warga yang berkunjung ke sini.
"Dapatnya lama parkirnya, saya sampai ke ujung dulu tadi," kata Rudi.
Selain pengunjung yang menikmati ramainya Kalijodo, pedagang memperoleh untung lebih banyak. Pedagang aksesori, Dayat, mendapatkan untung hingga Rp 700 ribu per hari pada saat liburan seperti ini.
"Saya jual aksesori dari Rp 5.000 sampai Rp 25 ribu. Rp 700 ribu megang-lah biasanya. Kalau hari biasa nggak jualan, soalnya sepi," kata Dayat.
Lain Dayat, lain pula Anton. Sebagai pelaku kesenian tradisional kuda lumping Turonggo Joyo, paling tidak ia memperoleh Rp 1,2 juta per hari pada saat ramai seperti hari ini. Dia dan timnya sengaja datang dari Surabaya untuk berpentas di Kalijodo.
"Kalau sedang ramai kaya begini, Rp 1,2 juta. Kalau sepi ya paling Rp 300 ribu. Sehari kalau lagi kayak begini bisa lima kali atau tiga kali pentas," kata Anton.
Sementara itu, petugas parkir Ricky mengharapkan pembawa kendaraan untuk menjaga kendaraannya. Hal tersebut karena sering ada laporan kehilangan helm pada saat ramai seperti ini.
"Ada pernah hilang helm, jarang, nggak tiap hari. Kalau pas lagi ramai, nggak semua diperhatiin," kata Ricky.
Sejak diresmikan pada Rabu (22/2), Kalijodo mempunyai daya tarik tersendiri. Banyak warga yang berkunjung dari yang hanya jalan-jalan sampai yang ingin olahraga ekstrem. (asp/asp)











































