"Mengenai tertunda jemaah kami, saya katakan itu benar. Ada salah satu faktor yang jadi penyebab, di mana faktor tersebut kami tidak punya akses atau wewenang," ujar Andika dalam konferensi pers di Restoran Handayani, Matraman, Jaktim, Sabtu (22/4/2017).
Andika mengatakan keberangkatan tertunda karena ada perubahan. Pihaknya menampik jemaah umrohnya tertunda diartikan gagal berangkat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Diduga Tunda Keberangkatan Jemaah, First Travel Dipanggil Kemenag
Meski ada penundaan, Andika memastikan jemaah yang telah bayar tetap berangkat umrah. Pihaknya meminta masyarakat tidak terprovokasi pemberitaan yang beredar.
"Di sini saya meminta para pihak yang memiliki wewenang akses proses umrah, coba lihat jemaah kami. Jangan lihat saya, jangan lihat First Travel, coba pertimbangkan dengan matang, pikir jernih, arif dan bijaksana jemaah kami rindu yang ke tanah suci," tuturnya.
Kronologi Penundaan Versi First Travel
Wakil Direktur First Travel Anniesa Hasibuan membeberkan kronologi penundaan umrah jemaah Sidoarjo, Jawa Timur beberapa waktu lalu. Alhasil muncul berita miring yang membuat pihaknya kesulitan pengurusan visa.
"Kami jelaskan, kami kesulitan membuat dokumen visa," ujar Anniesa di lokasi yang sama.
Awal mula penundaan, ketika 270 jemaah Sidoarjo Jatim tiba di Bandara Soekarno Hatta yang mengalami penundaan karena masalah visa. Kala itu, jemaah yang tertunda mendapat konpensasi hotel dan makan.
"Sampai di bandara ada kendala yang namanya mofa. Kami layani semua jemaah reschedule," ujarnya.
Anniesa menjelaskan setelah dilakukan pengurusan visa oleh manajemen yang berakhir dengan penundaan berangkat selama satu minggu, 270 jemaah itu akhirnya berhasil l berangkat dan telah pulang ke tanah air.
"Reschedule pemberangkatan mundur satu sampai dua minggu, dari situ muncul gejolak yang akhirnya dimanfaatkan oleh oknum tertentu yang tidak tahu motifnya," paparnya.
Anniesa pun menjelaskan adanya pemberitaan yang dianggap sepihak sehingga membuat pihaknya kesulitan dalam pengurusan dokumen.
"Puncaknya adalah ketika kami mengalami kesulitan dalam proses pembuatan dokumen yang syarat wajib umrah," ujarnya.
Annies enggan menjelaskan faktor kesulitan pengurusan dokumen yang dimaksud. Namun begitu, pihaknya tetap berusaha untuk memberangkatkan calon jemaah.
"Akhirnya muncul kebijakan, ketika ksulitan memberangkatkan, kami kasih solusi bukan paksaan bagi jemaah. Kami sudah berbuat semaksimal mungkin untuk jemaah dan manajemen," paparnya.
Anniesa mengatakan munculnya provokasi telah membuat calon jemaah umrah lainya datang ke kantor. Alhasil, pihaknya mengaku menjadi kewalahan.
"Tapi yang tidak bisa dibendung adalah oknum dan provokator yang membuat kantor kami para jemaah berbondong-bondong datang, kami terima dengan baik," pungkasnya. (edo/idh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini