Jalan Tikus di Perbatasan, Pintu Penyelundupan ke Timor Leste

Tapal Batas

Jalan Tikus di Perbatasan, Pintu Penyelundupan ke Timor Leste

Danu Damarjati - detikNews
Kamis, 20 Apr 2017 06:16 WIB
Sungai Motaain yang sering dijadikan jalan tikus penyelundupan. (Danu Damarjati/detikcom)
Atambua - Di lokasi-lokasi seperti ini, barang-barang dari Indonesia digeret masuk ke Timor Leste. Para penyelundup bergerak dalam kesunyian dan kebanyakan berhasil melarikan diri dari aparat.

Sunyi, hanya ada beberapa babi dan sejumlah sapi. Semak-semak, pepohonan sagu, kebun warga, dan sungai yang sering kering menjadi jalan tikus penyelundupan. Kondisi seperti ini terdapat di Motaain, Kabupaten Belu, bahkan tak jauh dari Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Terpadu Motaain yang dibangun megah itu.

Pada Jumat (31/3/2017) sore yang hujan, para personel Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan (Satgas Pamtas) dari Yonif Raider 641/Beruang sedang berpatroli menyusuri patok demi patok perbatasan, sesekali mereka mengendap-endap, berjaga-jaga bila ada pelanggar hukum di lokasi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jalan Tikus di Perbatasan, Pintu Penyelundupan ke Timor LestePersonel TNI mengendap-endap di perbatasan, mengawasi jalan tikus penyelundupan. (Danu Damarjati/detikcom)

Tiba-tiba terdengar suara kayu diketuk beberapa kali. Entah siapa yang membunyikan suara itu. Ini bukan suara lonceng dari leher sapi di sekitar sini, tapi bunyi yang diketuk tangan manusia.

Interval ketukannya teratur, lebih dari tiga kali. Bunyinya mirip kentongan kayu yang dipukul. Sumber suara seperti berasal dari seberang.

Belakangan kami diberi tahu personel Satgas Pamtas, ketukan-ketukan seperti itu adalah kode di jalan tikus, dibunyikan sekongkol penyelundup sebagai penanda bahwa ada tentara yang sedang patroli. Dengan begitu, penyelundup akan lebih berhati-hati atau kabur menyelamatkan diri sebelum kepergok Satgas Pamtas.

Yang sering diselundupkan adalah bahan bakar minyak (BBM). Minyak tanah menjadi komoditas favorit penyelundup. Biasanya penyelundup menggunakan jeriken-jeriken. Bila sungai sedang kering, penyelundup bahkan berani menyeberangkan gerobak berisi jeriken-jeriken sampai ke tapal batas.

Bila sudah sampai di bibir negara, barang-barang itu ditaruh begitu saja, kadang ditaruh di semak-semak atau di sungai yang sedang kering. Sekongkol mereka di Timor Leste akan menjemput jeriken-jeriken dan meneruskan estafet penyelundupan itu.

"Beberapa kali kami melakukan patroli dan menemui transaksi jual-beli BBM dari warga kita ke Timor Leste. Karena iming-imingnya harga jual di sana lebih mahal," kata Komandan Kompi Tempur I RDTL Yonif Raider 641/Beruang Letnan Satu Inf Miftakhul Khoiron kepada detikcom.

Warga Indonesia terdorong menyelundupkan BBM bersubsidi itu karena harga di Timor Leste lebih tinggi. Mata uang dolar Amerika Serikat di Timor Leste membikin keuntungan berlipat.

Namun, karena metode penyelundupan seringnya ditinggal warga Indonesia dan dijemput warga Timor Leste, sulit untuk menemukan pelakunya, kecuali hanya gerobak dan jeriken BBM. Kalaupun ada, pelaku langsung lari ke Timor Leste dan Satgas tak bisa mengejarnya sampai ke teritori negara tetangga.

"Selama ini mereka langsung kabur. Jadi hanya kami temui barang bukti," kata Miftakhul.


Dari berbagai jalan tikus, dari Juli 2015 sampai Maret 2016, Satgas sudah berhasil menggagalkan penyelundupan ribuan liter BBM, terdiri atas minyak tanah 3.980 liter, solar 180 liter, dan bensin 1.465 liter. Semua itu dimusnahkan dengan cara dibakar di Markas Korps Satgas Pamtas RI-RDTL Sektor Timur pada 1 April lalu.

Miftakhul mengatakan cara mengatasi penyelundupan itu, selain dengan patroli, adalah dengan sosialisasi kepada warga setempat. Satgas Pamtas memberikan pemahaman bahwa BBM itu disubsidi pemerintah hanya untuk masyarakat Indonesia, bukan dijual ke orang di negara lain.

"Beberapa kali kami melaksanakan penyuluhan hukum kepada masyarakat," ujarnya.

Tak hanya lalu lintas barang selundupan, jalan tikus juga dilalui pelintas ilegal. Entah untuk maksud apa mereka melintas secara ilegal, padahal warga Timor Leste bisa gratis dan bebas visa masuk Indonesia lewat pos resmi.

"Beberapa waktu lalu kami menemukan pelintas ilegal yang membawa paspor Timor Leste, namun anehnya melewati jalan tikus. Saya dengar sekarang kasusnya sampai persidangan," kata Miftakhul.

Jalan Tikus di Perbatasan, Pintu Penyelundupan ke Timor LesteJalan tikus di perbatasan Indonesia-Timor Leste juga berupa semak-semak dan pepohonan. (Danu Damarjati/detikcom)

Perbatasan Indonesia-Timor Leste sektor timur terentang sepanjang 149 km, meliputi Kabupaten Belu dan Kabupaten Malaka, berbatasan dengan Distrik Bobonaro, Timor Leste. Plus perbatasan 119 km di sektor barat, yakni yang masuk wilayah Kabupaten Kupang dan Timor Tengah Utara berhadapan dengan enklave Oecusse Timor Leste.

Ada 43 pos perbatasan di sepanjang garis terdepan di Nusa Tenggara Timur. Korps Satgas Pamtas RI-RDTL Sektor Timur membawahi 20 pos, mulai dari Motaain di utara sampai Nanaenoe di selatan.

Kenyataannya, banyak jalan tikus yang tak terdata. Wakil Bupati Belu JT Ose Luan menyatakan ada banyak sekali titik di luar pos resmi.

"Yang resmi di Turiskain dengan Motaain, tapi ada juga titik di Bilumil, Laktutus, Lakmaras, ada sekitar 70-an titik, tetapi belum bisa dijadikan titik penyeberangan atau titik arus barang," kata Ose Luan di kantornya.

Simak terus cerita-cerita dari kawasan terdepan Indonesia di Tapal Batas detikcom.


(dnu/tor)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads