Abah Rojab, Sohib Mbah Fanani yang Syiar Islam Pertama Pakai Toa

Abah Rojab, Sohib Mbah Fanani yang Syiar Islam Pertama Pakai Toa

Tri Ispranoto - detikNews
Rabu, 19 Apr 2017 12:11 WIB
Abah Rojab (Foto: Tri Ispranoto/detikcom)
Indramayu - Abah Rojab atau Syekh Rojab kini mulai menarik perhatian masyrakat. Selain karena sebagai orang yang dikenal sebagai sohib dari Mbah Fanani, belum banyak orang yang mengenal sosok pria berusia sekitar 95 tahun itu.

Anak ketiga Abah Rojab, Toha (42) menuturkan, ayahnya dengan Mbah Fanani pernah berguru pada seorang kiai di sebuah pesantren. Keduanya memiliki thoriqoh yang sama sehingga memiliki visi bersyiar Islam dengan cara masing-masing.

"Saat saya berumur 5 tahun, Abah hijrah dari Wonosobo ke Desa Dukuhjati, Kecamatan Krangkeng, Kabupaten Indramayu. Di sini Abah berkumpul dengan teman-teman satu perjuangan lainnya," ucap Toha kepada detikcom di Petilasan Dampu Awang, Desa Sudimampir, Kecamatan Balongan, Kabupaten Indramayu, Rabu (19/4/2017).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Prosesi hijrah tersebut berbarengan dengan pindahnya Mbah Fanani dari Indramayu ke Dieng, Wonosobo. "Mbah Fanani tahun 81 perjalanan dari Kesambi dan Abah turun (dari Wonosobo). Mungkin itu aplus," katanya.

Selama berada di Indramayu, Abah Rojab dikenal sebagai salah seorang ulama besar yang bersyiar dengan cara santun. Bahkan kala itu dia dikenal sebagai pelopor pengguna toa atau pengeras suara saat bersyiar di masjid. Hal itu tak lain agar jangkauan syiar lebih luas, dan hingga kini tradisi itu masih dipertahankan.

Sekitar tahun 1991, Abah beserta keluarga hijrah ke Kalimantan Tengah untuk mengikuti program transmigrasi. Tidak hanya keluarga, Abah juga mengajak sekitar 250 kepala keluarga lain untuk mengikutinya. Selama bertahun-tahun Abah mempelopori dan mengajak warga lain untuk menjadikan hutan rimba di Kalteng menjadi hutan produktif.

Era kepemimpinan Presiden Gus Dur, langkah Abah Rojab semakin mendapat dukungan. Hal itu lantaran Abah pernah sama-sama belajar bareng Gus Dur di sebuah pesantren di Tegalrejo, Magelang, Jateng. Atas kedekatannya itu akhirnya disetujui agar Kalimantan menjadi salah satu basis pohon sawit bekerja sama dengan negara timur tengah.

"Awal Januari 2015 saya ditugaskan Abah untuk memuliakan dan mencari sumur seorang nahkoda, panglima perang dari Cina bernama Syekh Dampu Awang. Dan akhirnya petilasannya ditemukan dan sekarang seperti saat ini," jelas Toha.

Syiar agama Abah Rojab kini beralih tugas kepada Toha. Dari 10 anak, Toha terpilih untuk melakoni tugas tersebut.

"Alhamdulillah dua tahun ini sudah berhasil membangun 23 Majelis di Indramayu," tuturnya.

Setelah sekian lama berada di Kalimantan, Selasa 18 April siang kemarin Abah akhirnya pulang kembali ke Indramayu. Dia diminta pulang oleh Mbah Fanani dan kini mereka berdua mendiami sebuah kamar khusus di dalam musala Patilasan Dampu Awang. (rvk/try)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads