"Untuk memulihkan, perlu ada upaya-upaya yang strategis. Saya mengusulkan adanya dialog nasional. Untuk berkumpul semua elemen bangsa dari semua pihak untuk mencari solusi, supaya tidak lagi ada masalah berkelanjutan," kata Ma'ruf Amin di Jalan Deli Lorong 27 No. 41 RT 07/08, Koja, Jakarta Utara, Rabu (19/4/2017).
"Kemudian juga untuk mengantisipasi ketegangan-ketegangan di masa yang akan datang dan juga bersifat rekonsiliatif. Artinya menyatukan lagi elemen bangsa," sambungnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Ma'ruf Amin: Usai Pilgub, Mari Kembali Pelihara Situasi Kondusif
Ma'ruf menuturkan, peserta dialog tak hanya diikuti kedua pasangan calon yang tengah berkontestasi di Pilgub DKI Jakarta. Tapi juga oleh para tokoh agama, pendukung paslon dan parpol-parpol yang terlibat.
"Semua duduk satu meja, dan diprakarsai oleh Presiden. Semua pemerintah, semua dilibatkan. Semua menyampaikan apa yang ditemukannya kemudian solusinya seperti apa, antisipasinya seperti apa. Dan kita mendukung rekonsiliasi nasional sehingga setelah itu tidak ada lagi masalah
Dia berpendapat, di gelaran Pilgub DKI ini banyak isu-isu buruk yang menyebar. Hal ini tidak dapat dibiarkan berlarut karena berbahaya bagi keutuhan bangsa.
"Ya Pilgub DKI kan satu fenomena. Kemudian melebar lagi dengan isu-isu anti Pancasila, anti bhinneka tunggal ika, kemudian munafik, kafir. Itu isu-isu luar biasa itu kan? Kalau itu dibiarkan, terus berkembang itu bisa bahaya. Karena itu kita akhiri saja itu," ungkap Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) ini.
Ma'ruf Amin mengakui, ide ini telah muncul sejak Rakernas MUI pada Desember 2016 lalu. Presiden Joko Widodo, lanjut dia, mengatakan akan menggelar acara ini setelah Pilkada 2017 selesai.
"Saya sudah menyampaikan ini sejak bulan Desember. Sejak Rakernas MUI, saya mengusulkan adanya dialog nasional. Presiden sih mengatakan sesudah pilkada nanti (digelas)," tuturnya. (jbr/rna)











































