Kepala Desa Dieng, Slamet Budiono, mengatakan, Sugiyono, pemilik rumah yang berada di dekat tenda tempat Mbah Fanani bertapa, tahu soal penjemputan itu. Ono, panggilan akrab Sugiyono, kaget mendengar ramai-ramai di luar rumah.
"Saat itu, Mbah Fanani berontak dimasukkan ke mobil. Mas Ono gedor-gedor mobil. Penjemput ngaku cucu (Mbah Fanani). Terus Mas Ono sempat masuk ke mobil salaman dan cium Mbah Fanani," terang Slamet.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mbah Fanani yang disebut-sebut berasal dari Cirebon, Jawa Barat, sudah 20 tahun bertapa di sekitar Dieng. Sehari-hari, dia dirawat oleh Sugiyono. Hanya Sugiyono dan istri yang bisa berkomunikasi dengan pria gonrong tersebut. Sementara kepada orang lain, ia enggan bicara.
Banyak yang mengaku sebagai kerabat Mbah Fanani, tapi mereka tak bisa membawa pergi karena Mbah Fanani tidak mau. Nah kali ini, ada orang yang mengaku cucu dan langsung menjemput. Warga sekitar geger dan menyayangkan. Mereka menganggap Mbah Fanani sebagai keluarga sendiri. (arb/erd)