Kepala Desa Dieng, Slamet Budiono, mengatakan penjemput berjumlah 10-15 orang. Mereka datang dengan menggunakan 4 mobil pada Rabu 12 April 2017 lalu, sekitar pukul 23.00 WIB.
"Ngakunya cucunya Mbah Fanani, tapi ngambilnya secara paksa," kata Slamet, Minggu (16/4/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Biasanya, menurut Slamet, setiap orang yang datang sebagai kerabat Mbah Fanani, selalu bertanya dengan Sugiyono, pemilik rumah di dekat tenda tempat Mbah Fanani bertapa. Namun para penjemput tak melakukannnya.
"Mas Ono (Sugiyono) tak sempat berbincang dengan penjemput, hanya sempat salaman dengan Mbah Fanani," jelas Slamet.
Hingga saat ini, Slamet dan warga setempat tak tahu ke mana Mbah Fanani dibawa pergi. Mereka berharap Mbah Fanani baik-baik saja.
Mbah Fanani sudah jadi bagian kehidupan warga dataran tinggi Dieng dalam 20 tahun terakhir. Pria misterius dan berambut gondrong itu bertapa di pinggir jalan Dieng, Batur. Selama itu, tak ada yang mengusik. Juga tak ada yang mengusir. Karena itu, warga geger saat Mbah Fanani dijemput belasan orang tak dikenal. (arb/erd)