Dalam rilis, Sabtu (15/4/2017), Wakil Ketua Umum MUI Zainut Tauhid Sa'adi mengaku sangat menyesalkan kejadian di Changi tersebut. Ucapan SHS sangat keterlaluan, berbau SARA, dan dapat memicu ketersinggungan bukan hanya terhadap Gubernur NTB, tapi bagi banyak orang.
"Sebagai bangsa Indonesia, tidak seharusnya SHS mengucapkan kata-kata yang berkonotasi merendahkan," kata Zainut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya berharap persoalan ini tidak melebar ke mana-mana. Saudara SHS sebaiknya segera meminta maaf secara terbuka kepada Bapak Zainul Majdi dan bangsa Indonesia atas ucapannya," tutur tokoh kelahiran Jepara ini.
Zainut meminta kepolisian mengambil langkah-langkah preventif, antisipatif, dan mewaspadai adanya pihak-pihak yang memanfaatkan situasi ini.
"Saya berharap mengajak masyarakat Indonesia tetap tenang dan tidak terprovokasi. Apa yang terjadi terhadap Saudara SHS dan Gubernur NTB hendaknya dijadikan sebagai pelajaran berharga. Kebesaran jiwa Bapak Zainul Majdi yang sudah memaafkan Saudara SHS patut diberikan apresiasi," kata tokoh nahdliyin ini.
"Mari terus merajut kebinekaan dengan terus menjaga persatuan, kesatuan, kerukunan, dan persaudaraan sesama kita. Baik persaudaraan kemanusiaan maupun persaudaraan kebangsaan sesama anak bangsa dalam bingkai negara Pancasila," tuturnya.
Sekadar diketahui, TGB dimaki SHS saat antre di Bandara Changi, Minggu (9/4) lalu. Beberapa hari kemudian, SHS meminta maaf melalui surat kepada TGB. Kejadian ini bisa dibaca dalam artikel 'Kisah Gubernur NTB Maafkan Pria yang Mencaci Makinya di Bandara'. (try/fdn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini