"Dulu masa kecil saya sempat sering berada di Pondok Bambu karena dulu keluarga kami tinggalnya di Pondok Bambu. Dan masih ingat Kalimalang macetnya minta ampun. Nggak tahu sekarang masih macet apa tidak. Pasti masih," kata Anies di Jalan Kemenangan RT 03 RW 05 Pondok Bambu, Duren Sawit, Jakarta Timur, Sabtu (15/4/2017).
Acara ini turut dihadiri Bachtiar Nasir, yang menyampaikan dukungannya kepada Anies-Sandiaga. Dalam acara itu, Anies memaparkan pandangannya mengenai Jakarta.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Yang saya lihat di sini kemiskinan ekstrem dan lokasinya di Ibu Kota. Di sana miskin, tapi bedanya kemiskinan dalam udara bersih. Di sini kemiskinan dalam polusi udara, itu baru udara. Kedua, ukuran. Di sana kemiskinan tapi punya ladang, punya laut," ujar Anies.
"Di sini kemiskinan dalam kesempitan ruang 4x6, sampai tidak ada kamar mandi. Ketiga, di dalam ketidakpastian tentang masa depan, pekerjaan sulit. Di sana ada kepastian, ikan dapat, buah-buahan ada. Di sini kemiskinan dengan kesendirian, di sana kemiskinan dengan sanak saudara," ucap dia.
Anies berujar kepada jemaah bahwa pemerintah selama ini hanya memperhatikan pembangunan infrastruktur, bukan pembangunan manusianya. Karena itu, ia menyampaikan komitmen bersama wakilnya, Sandiaga Uno, untuk membangun manusia di Jakarta.
"Banyak yang tidak memperhatikan manusianya. Kepemimpinan selama ini memikirkan infrastruktur. Uang APBD Jakarta itu paling besar se-Indonesia, tapi uangnya dipakai untuk apa? Apakah dipakai untuk rakyatnya? Maka dari itu, saya dan Bang Sandi berkomitmen membangun manusia di Jakarta," tutur dia. (aud/nkn)











































