Inspirasi ini didapatkan Sandiaga dari salah arsitektur tata kota Herpramtama (Temi), yang mempresentasikan poros-poros destinasi di Ibu Kota. "Mas Temi dan timnya yang sudah mempresentasikan ide-ide yang sangat-sangat inspiratif dan aplikatif berkaitan dengan mengembalikan esensi dan jejak sejarah di Jakarta. Jakarta itu kan keren banget, punya poros-poros dan vista-vista yang bisa diangkat dengan minimal intervensi," ujar Sandiaga di Posko Anies-Sandi, Jalan Melawai, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (14/4/2017).
Intervensi (campur tangan) yang sangat minimal ini akan menjadi masukan bagi pihaknya. Jika beberapa tempat bersejarah, seperti Tugu Monas, Masjid Istiqlal, dan Lapangan Banteng, ditarik menjadi satu poros, itu akan menjadi tempat yang menarik dan dapat menciptakan lapangan kerja baru.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sandiaga menyebut angka kunjungan wisatawan di Ibu Kota sangat jauh jika dibandingkan dengan negara tetangga, seperti Bangkok, Singapura, dan Kuala Lumpur. Jakarta seharusnya mampu meraup lebih banyak wisatawan domestik.
"Kita mestinya bisa lebih banyak meraup ekonomi dari kunjungan wisatawan negara dan domestik dan kita bisa dengan intervensi yang sangat minimal menghadirkan ikon-ikon itu di berbagai poros yang yang ada di Jakarta. Salah satunya tadi adalah poros Istiqlal, Katedral, Monas, Lapangan Banteng," tutur Sandiaga.
Selain itu, Sandiaga menyebut proyek pembangunan poros tersebut dilakukan dengan terbuka, transparan, dan berkeadilan. Hal ini sesuai dengan konsep penataan kota Bung Karno yang dilakukan dengan sayembara arsitektur.
"Konsep kita kan 'salam bersama maju bersama', adalah partisipatif kolaboratif dari seluruh lapisan masyarakat. Tentunya akan diadakan sebuah proses yang mengundang semua elemen perwakilan elemen masyarakat dalam bentuk rembuk atau penjurian dan semuanya sebisa mungkin terwakili. Dan yang penting prosesnya terbuka sekali," tutur Sandiaga. (nvl/dnu)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini