Ibnu selama ini tinggal di rumah sendirian di RT 2 RW 1 Desa Karangareng, Kecamatan Kutasari, Purbalingga. Bungsu dari empat bersaudara itu sering menerima tamu misterius dan beberapa kali membuat ulah di kampung.
Ibnu pernah mencabut dan membakar banner ucapan selamat datang di makam Mbah Agung, seorang tokoh sesepuh kampung yang dihormati warga.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ibnu juga sesekali bergesekan dengan warga kampung. Dalam beberapa kesempatan, Ibnu mengatakan dia tidak takut pada hukum buatan orang. Dia mengatakan hanya takut dan mengakui hukum Tuhan.
"Bilangnya dia juga bilang tidak mengakui NKRI, tapi dia selalu menyebut (pengikut) ISIS itu sebagai saudaranya. Kalau sudah begitu, dia akan mengeluarkan dalil-dalil," ucap Mualif.
Soal awal mula perubahan sikap pada diri Ibnu, Mualif dan warga sekitar tidak mengetahuinya secara pasti. Warga mulai melihat sikap keras Ibnu dalam mereaksi lingkungannya sekitar dua bulan lalu. "Tahu-tahu merusak banner itu, sekitar dua bulan lalu," kata Mualif. (mbr/mbr)











































