detikcom mendatangi rumah tempat tinggal Riski Rahmat. Dari rumah sederhana dengan tembok berlapis semen tanpa cat itu, seorang wanita berambut ikal menyambut dengan wajah kelelahan. Dia ibunda Riski, Mutiah (50).
Mutiah mengatakan baru tahu anaknya terlibat aksi terorisme di Tuban pada dini hari tadi ketika ada sekitar 20 polisi datang. Mutiah tidak berani keluar dari kamar dan para polisi itu ditemui oleh suaminya, Edi Suprianto (49).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Petugas yang datang ke rumahnya minta keterangan, namun tidak menyita satu barang pun. Selain itu, Edi diminta bersiap ikut petugas ke Surabaya sekitar pukul 04.30 WIB. Edi ditemani putranya kemudian berangkat ke Surabaya untuk memastikan terduga yang dilumpuhkan Densus 88 adalah Riski.
"Bapak berangkat sama anak saya ke Surabaya. Terus tadi sudah ngabari, benar (Riski) sudah meninggal. Namanya orang tua ya tahu kalau itu anaknya, dari ukuran kakinya juga, panjang ukuran (sepatu) 43, tahu," ujarnya.
Riski merupakan anak kedua dari lima bersaudara. Mutiah tidak menyangka anaknya terlibat dalam aksi terorisme. Rencananya, jika jenazah Riski bisa dibawa pulang hari Selasa (11/4) besok, maka akan langsung dimakamkan di Pemakaman Kali Asin.
Diberitakan sebelumnya, ada empat identitas terduga teroris Tuban yang teridentifikasi. Dua di antaranya warga Semarang dan dua lainnya dari Kabupaten Kendal dan Batang. Pagi tadi seluruh keluarga pelaku diberangkatkan ke Surabaya untuk mencocokkan identitas.
"Memberikan bantuan pengawalan. Tadi pagi keluarga pelaku yang berasal dari Semarang menggunakan kereta dikawal anggota Polrestabes Semarang. Keluarga pelaku dari Batang dan Kendal tadi malam sudah berangkat pakai kendaraan," kata Kabid Humas Polda Jateng Kombes Djarod Padakova. (alg/sip)