Kemendikbud: UN Hari Pertama Berjalan Lancar dan Baik

Kemendikbud: UN Hari Pertama Berjalan Lancar dan Baik

Aditya Fajar Indrawan - detikNews
Senin, 10 Apr 2017 17:07 WIB
Kemendikbud: UN Hari Pertama Berjalan Lancar dan Baik
Foto: Kemendikbu sampaikan keterangan pers pelaksanaan UNBK hari pertama. (Aditya/detikcom)
Jakarta - Pelaksanaan Ujian Nasional (UN) dan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) untuk SMA dan sederajat hari pertama ini berjalan lancar. Ada 3 provinsi yang melaksanakan UNBK seratus persen.

"Alhamdulilah pelaksanaan hari pertama atau term pertama sampai saat ini semua berjalan lancar dengan baik," ujar Irjen Kemendikbud Daryanto di kantor Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Jl Sudirman, Jakarta, Senin (10/4/2017).

Dijelaskan Daryanto, sebanyak 1.146.341 siswa mengikuti UNBK serta 666.878 siswa yang masih mengikuti UN Berbasis Kertas dan Pensil (UNKP). Dengan rincian 20.553 sekolah di Indonesia menyelenggarakan UN.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"47,01 persen sekolah yang melaksanakan UNBK dan 52,99 persen sekolah melaksanakan UNKP. Di mana 3 provinsi di Bangka Belitung, DI Yogyakarta dan DKI Jakarta 100 persen melaksanakan UNBK," papar Daryanto.

Meski demikian, beberapa kendala sempat terjadi seputar pelaksanaan UN. Kemendikbud menerima 17 laporan pengaduan terkait teknis maupun gangguan pelaksanaan UN.

"Ada 17 laporan pengaduan yang telah kita terima hari ini. Beberapa di antaranya seputar isu kebocoran soal dan kunci jawaban, selebihnya terkait teknis," tambahnya.

Untuk isu kebocoran soal dan kunci jawaban, pihak Kemendikbud memastikan tidak terjadinya kecurangan. Karena pelaksanaan UNBK berbasis sistem.

"Untuk isu kebocoran soal atau kunci jawaban kita cek lagi. Namun yang bisa kita sampaikan soal baru bisa di akses atau di-download 30 menit sebelum pelaksanaan ujian jadi kalau ada yang coba akses sebelumnya tidak bisa," ujar sekretaris Badan Standart Nasional Pendidikan (BSNP) Kiki Yuliati.

"Sementara untuk masalah teknis seperti listrik mati di beberapa tempat sudah bisa segera diatasi karena ada genset untuk menolong, jadi bisa segera membackup," imbuh Kiki.

Selain itu, ditambahkan Kiki, tingkat acak soal dalam satu ruangan ujian dinilai cukup tinggi. Sehingga bila terjadi kecurangan bisa dipastikan tidak akan cocok satu dan lainnya.

"Satu ruangan randomize-nya, sangat tinggi. Soal yang dibuat juga tidak lansung didistribusikan, karena harus diunduh terlebih dulu, jadi bobot soal tidak akan sama," pungkasnya. (adf/idh)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads