Berdasarkan surat yang diterima oleh warga, setidaknya ada 11 rumah yang harus dikosongkan. Warga harus meninggalkan rumah itu paling lambat hari ini.
"Informasinya hari ini mau ada penyerobotan tanah, ambil paksa tanah masyarakat. Ya karena ini tanah warga, warga melawan. Pertama, di sini warga berkumpul dan melakukan penjagaan juga siapa saja yang masuk ke sini, jangan sampai ada hal-hal yang tidak diinginkan. Warga mendirikan pos pengamanan untuk melakukan perlawanan dan berjaga dari malam," ujar Tim Advokasi warga Manggarai dari Perhimpunan Bantuan Hukum dan Hak Asasi Manusia Indonesia (PBHI) Jakarta, Nasrul Dongoran di Jl DR Saharjo 1, Manggarai, Jaksel, Minggu (9/4/2017).
![]() |
Nasrul mengatakan, pembongkaran 11 rumah dirasa janggal. Bahkan, dia menduga akan lebih banyak lagi rumah warga yang digusur setelah ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Nasrul, PT KAI mengaku tanah yang akan dibongkar itu adalah aset mereka. Tapi, warga tetap bertahan. Pasalnya warga sudah tinggal di daerah tersebut sejak lama.
![]() |
"Pada dasarnya warga bertahan, mereka tinggal sejak tahun 1950," katanya.
Nasrul juga mengatakan, warga sebenarnya tidak menolak adanya proyek pembangunan kereta api bandara ini. Namun mereka menginginkan adanya transparansi dan sosialisasi kepada masyarakat.
"Pada dasarnya warga tidak menolak proyek pemerintah, malah mendukung. Tapi kalau proyek ini tertutup, warga juga akan mempertanyakan," ujar Nasrul.
Pada kesempatan ini juga, detikcom mencoba menelusuri rumah-rumah yang akan dikosongkan bersama salah satu anggota RW 12 Kelurahan Manggarai. Setelah dilihat ternyata rumah-rumah yang akan dikosongkan itu terpisah-pisah.
![]() |
Anggota RW 12, Sabransyah, mengaku heran mengapa rumah yang harus dikosongkan itu terpisah-pisah. Dia juga turut mengkhawatirkan, justru adanya pembongkaran rumah yang lebih banyak lagi.
"Itu dicomot-comot, diselang-seling. Bagaimana pola pikirnya kan? Dipotong-potong gitu. Ini total ada 11 rumah. RT 01 ada 5 rumah, sementara RT 02 ada 6 rumah," kata Sabransyah.
Sebelumnya, warga Manggarai melakukan unjuk rasa di depan gedung Ombudsman. Mereka menuntut transparansi proyek pembangunan kereta api pada Jumat (7/4).
Selain itu, demonstran juga meminta informasi publik mengenai pelaksanaan, perizinan dan master plan pembangunan pelaksanaan yang dianggap tidak pernah disosialisasikan kepada masyarakat. Sebelum ke Ombudsman, warga juga pernah mengadukan kasus ini ke Komnas HAM.
![]() |
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini