"Dalam masa damai (kapal) digunakan untuk menjaga kedaulatan wilayah perairan kita, melaksanakan patroli baik di perairan maupun di perbatasan," kata Kepala Staf TNI AL Laksmana TNI Ade Supandi di Kompleks Satuan I Koarmabar Pondok Dayung, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Jumat (7/4/2017).
"Kapal ini, tugas mereka adalah seluruh Indonesia. Organik nanti di Armada Timur," sambung Ade.
![]() |
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Peralatan kapal dilengkapi sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan tersebut. Baik itu meriam, kemudian rudal, torpedo kemudian peperangan elektronika," ujar Ade.
Kolonel Laut (P) Agam Endrasmoro telah ditunjuk menjadi Komandan KRI RE Martadinata. Sebanyak 100 prajurit akan mengoperasikan kapal yang merupakan hasil proyek kerja sama Kementerian Pertahanan Indonesia melalui PT PAL dengan perusahaan kapal Belanda Damen Schiede Naval Ship Building (DSNS).
Ade mengatakan kapal ini bernilai 220 juta dolar AS. Rencananya akan ada peralatan yang kembali dimasukkan ke dalamnya sehingga total nilai kapal ini mencapai sekitar 340 juta dolar AS. Menurutnya, peralatan tersebut dibuat dengan konsep pasang-lepas (plug and play).
Di lokasi yang sama, Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengatakan penambahan alutsista tidak berhenti dengan KRI RE Martadinata yang secara organik fokus di wilayah timur perairan Indonesia.
Untuk menjaga stabilitas dan kedaulatan wilayah barat Indonesia, dia mengatakan akan memperkuat wilayah Natuna karena wilayah Laut China Selatan sempat memanas. Meski begitu, Ryamizard mengatakan Indonesia berada dalam posisi netral.
"Pengerahan ke Laut China Selatan ndak dulu lah. Tapi nanti di Natuna itu harus diperkuat. Kita kan tidak komplain dengan mereka itu. Kita di tengah-tengah," ucapnya.
(jbr/aan)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini