Ruhut mengatakan mengajukan permohonan pengunduran diri dari DPR sejak 5 bulan lalu, tepatnya setelah dia memilih mendukung Basuki Tjahaja Purnama, bukan Agus Yudhoyono, yang didukung partainya, dalam Pilgub DKI 2017. Setelah Ruhut mundur, baru pada 6 April 2017 penggantinya, yaitu Abdul Wahab Dalimunthe, dilantik di paripurna DPR.
"Saya kan idealis, nggak dibuat-buat. Bagi saya, di DPR itu pengabdian, bukan cari uang, karena 3 tahun kalau di DPR Rp 5 miliar paling nggak dapat. Tapi aku di DPR tidak mencari uang," kata Ruhut saat dihubungi, Jumat (7/4/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"SBY tetap bilang, 'Pak Ruhut, jangan putus hubungan silahturahmi kita.' Oh ya nggak aku bilang, aku tetap kader Bapak, aku bilang," ucap mantan anggota Komisi III DPR ini.
Ruhut akrab dengan partai-partai pendukung Ahok-Djarot, termasuk PDIP dan Golkar. Tapi dia belum terpikir untuk bergabung dengan partai lain dan meninggalkan Demokrat.
"Partai lain banyak yang nawarin, partai bagus juga. Golkar juga termasuk (nawarin) untuk kembali. Tapi aku bilang udah nggak," ungkap Ruhut.
Baca Juga: Fadli Zon: Mungkin Ruhut Lagi Menjilat Jokowi, Cari Cantolan Baru
Tak lagi berkantor di Senayan, Ruhut sekarang berfokus memenangkan Ahok untuk 19 April 2017 nanti dan mengisi kegiatan-kegiatan seminar. Dia juga sudah tidak mau lagi kembali ke DPR.
"Aku di eksekutif sajalah, nggak mau lagi legislatif. Sabarlah nanti, ojo kesusu," tutupnya. (imk/tor)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini