"Kita mau supaya ke depan lebih baik terus. Yang kurang semoga segera diselesaikan (pembangunannya)," kata Armando de Almeida (48) di PLBN Motaain, Silawan, Tasifeto Timur, Belu, NTT, Sabtu (1/4/2017).
Armando beserta istri dan lima anaknya baru saja dari Kupang. Mereka hendak pulang ke rumah mereka di Dili, Ibu Kota Republik Demokratik Timor Leste. Armando berharap pelayanan di PLBN Motaain bisa lebih gesit lagi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Secara umum, dia menilai pelayanan di sini sudah jauh lebih baik ketimbang PLBN yang lama dulu. Beberapa tahun yang lalu, pelayanan dilakukan dengan sangat manual.
"Ini sangat lebih baik," tuturnya.
Rencananya, PLBN Motaain dan PLBN lain di Indonesia akan selesai menjalani pembangunan tahap II pada 2018 nanti. PLBN Motaain kini sudah lebih baik ketimbang 2014, saat Jokowi menilai kondisinya mirip seperti kantor kelurahan.
Berdasarkan pantauan Tim Tapal Batas detikcom di lokasi, dua gedung utama PLBN Motaain yang baru ini terlihat bersih dan tertata. Pintu kaca menyambut para pelintas batas, baik yang datang dari Timor Leste ke Indonesia maupun yang berangkat dari Indonesia ke Timor Leste. Ruangannya cukup sejuk.
Tiang antrean ditata sedemikian rupa. Pintu metal detector dan pemindai barang bawaan terpasang di depannya. Toilet juga bersih. Jadi alurnya, setiap pelintas batas yang datang akan melewati pemeriksaan Imigrasi terlebih dahulu, baru kemudian menjalani pemeriksaan Bea dan Cukai.
Modesta Pires (22) dan Densiana Pires (25), warga Timor Leste, merasa pelayanan di PLBN Motaain tak menyulitkannya. Mereka harus melalui prosedur di sini untuk menjalankan bisnis toko berbasis daring (online shop) dengan barang-barang dagangan dari Indonesia.
"Nggak ada kesulitan. Kami mau ambil barang dari Kupang memakai jasa travel. Kami buka OL shop, jual baju-baju, pakaian. Barangnya dari Jakarta, ada satu dus," tutur Modesta.
![]() |
Supervisor Tempat Pemeriksaan Imigrasi PLBN Motaain Silvester Donna Making (29) menjelaskan alur pelayanan di tempat ini. Misalnya bila ada kedatangan dari Timor Leste. Kendaraan truk masuk jalur tersendiri, yakni melewati pemeriksaan kargo khusus.
Namun untuk pelintas yang menggunakan kendaraan pribadi, mobil misalnya, penumpang dipersilakan turun di depan gedung utama untuk menjalani pemeriksaan Imigrasi dan Bea-Cukai. Sopir mobil bisa menjalani pemeriksaan dari pos di pinggir perlintasan kendaraan pribadi. Tak perlu proses parkir. Setelah penumpang keluar dari gedung utama, mereka bisa langsung masuk mobilnya lagi untuk melanjutkan perjalanan. Selesai sudah prosesnya.
Khusus untuk warga setempat, ada Pas Lintas Batas (PLB) yang dikeluarkan kantor Imigrasi sebagai syarat hilir mudik dua negara. Kantor Bea dan Cukai mengeluarkan Kartu Identitas Lintas Batas (KILB) sebagai syarat perlintasan barang.
![]() |
Dua kartu itu dimiliki masyarakat yang tinggal di radius 10 km dari perbatasan. Gunanya untuk memudahkan aktivitas mereka melintasi perbatasan, karena banyak di antara mereka yang berkerabat dengan warga di Timor Leste, juga sebaliknya. Untuk masyarakat di luar radius 10 km, paspor adalah syarat utama.
Secara umum, pihak PLBN menyatakan kondisi di sini sudah jauh lebih teratur ketimbang pelayanan era PLBN terdahulu. Pengawasan lalu lintas orang dan barang juga menjadi lebih terjamin.
"Dulu antara Imigrasi, Bea-Cukai, dan Badan Karantina menjadi satu, sehingga tumpang tindih. Pengunjung jadi bingung. Pengawasan orang yang datang dan pergi juga menjadi tidak teratur. Sekarang sudah lebih baik," kata Kepala Seksi Informasi dan Sarana Komunikasi Kantor Imigrasi Kelas II Atambua, Gunawan Kuntoro, di lokasi.
![]() |
Akan lebih baik lagi bila truk-truk yang melewati PLBN juga diperiksa muatannya secara otomatis. Soalnya, hingga saat ini pemeriksaan masih dilakukan secara manual. Sistem pemeriksaan secara otomatis untuk truk masih dalam tahap pembangunan.
"Untuk pemindai truk-truk besar, belum ada. Sudah ada perencanaan untuk itu (pembangunan tahap II ini). Jembatan timbang juga belum berfungsi karena petugas belum ada. Kami harus koordinasi dengan Kementerian Perhubungan untuk mengisi petugas," tutur Koordinator PLBN Motaain, Jemi Boy Kotta. (dnu/tor)