Yogyakarta - Pencopet beraksi di mana saja dan kapan saja. Mereka juga beraksi saat masyarakat berdesak-desakan ikut merayah Gunung Hajat Dalem Kraton Ngayogyakarto. Puluhan orang jadi korban. Barang-barang yang dicopet itu beragam. Ada dompet, uang, sampai handphone. Para korban tidak merasa ada tangan jahil yang menghampiri saku baju dan celana mereka, di saat mereka serius merayah empat gunungan itu. Rayahan Gunungan ini digelar di halaman Masjid Besar Kauman Yogyakarta, Kamis (21/4/2005). "Saya baru tahu dompet saya hilang setelah ikut rebutan gunungan di masjid," kata Suprawoto (42) warga Bagelen Kabupaten Purworejo kepada detikcom saat melapor di pos polisi di Arena Sekaten di Alun Alun Utara Yogyakarta, Kamis (21/4/2005).Menurut dia, pencopet itu kemungkinan besar mengambil dompetnya saat dia naik di jodhang tempat gunungan. Saat itu dia hanya merasa banyak orang mendorong dan terus mendesaknya. "Saat mau ngambil entho-entho, di bawah saya memang banyak orang yang ikut mangambil dan saya tak tahu kalau di antara ratusan orang yang ikut merayah itu banyak copetnya," kata Suprawoto.Hal serupa juga dialami oleh Widyani (29), warga Nglipar Gunung Kidul yang mengaku kehilangan sejumlah uang, SIM, STNK dan sejumlah surat penting lainnya. Dia kecopetan di depan pagelaran kraton saat berdesak-desakan menyaksikan kirab prajurit. Di pos polisi di arena sekaten, menurut anggota Poltabes Yogyakarta yang tengah piket, Bripda Rachmat, sejak semalam saat Gangsa Kundhur dan acara Sultan Nyebar Udhik Udhik sudah puluhan orang yang melaporkan kehilangan dompet atau handphone. "Siang ini saat gunungan keluar juga banyak yang lapor kehilangan. Itu yang baru lapor di sini, belum di pos lain atau tidak melaporkan mungkin lebih banyak lagi," kata dia. Prosesi Gerebeg Mulud itu untuk memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW yang digelar sejak zaman kerajaan Islam Demak. Dalam prosesi Gerebeg Mulud Tahun Jimakir berdasarkan penanggalan Jawa yang jatuh hari ini Kamis (21/4/2005), Kraton Ngayogyakarto Hadiningrat mengeluarkan lima gunungan atau Pareden Hajat Dalem. Empat gunungan masing-masing Gununganlanang, wadon, gepak dan pawuhan diperebutkan di halaman masjid besar Kauman. Satu buah Gunungan lanang dibawa menuju Kadipaten Paku Alaman untuk diperebutkan di lapangan Sewandanan. Gunungan yang dibawa menuju Puro Paku Alaman yang berjarak sekitar 2 kilometer dari Alun Alun Utara itu di kawal satu bregada Prajurit Lombok Abang danPlangkir.Prosesi Gerebeg Mulud itu dimulai pukul 09.00 WIB dengan ditandai bersiapnya delapan bregada prajurit kraton yang dipimpin adik Sultan HB X, GBPH Yudhaningrat, di depan Bangsal Ponconiti. Setelah mendapat perintah dari Sultan, dilakukanlah kirab prajurit kraton menuju Pagelaran melewati Siti Hinggil Kraton. Setelah semua prajurit bersiap di depan Pagelaran yang ditandai dengan laporan oleh komandan upacara kepada manggalayuda prajurit, GBPH Yudhaningrat, kelima buah gunungan keluar dengan diberikan penghormatan tembakan salvo tiga kali. Empat gunungan dibawa ke masjid besar Kauman dan satu gunungan di bawa ke Puro Pakualaman.
(asy/)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini