Terdakwa e-KTP: Rp 1 Miliar Diminta Akom Lewat Orang Kepercayaan

Sidang Korupsi e-KTP

Terdakwa e-KTP: Rp 1 Miliar Diminta Akom Lewat Orang Kepercayaan

Haris Fadhil - detikNews
Kamis, 06 Apr 2017 16:02 WIB
Foto: Agung Pambudhy/detikcom
Jakarta - Terdakwa korupsi e-KTP, Irman, menanggapi bantahan Ade Komarudin (Akom) soal permintaan USD 100 ribu. Irman menyebut uang itu diminta oleh seseorang yang mengaku ditugaskan Akom.

"Seingat saya, sekitar 2013 atau 2014, ada yang datang ke kantor mengaku kalau ditugaskan oleh Pak Akom, minta dukungan dana Rp 1 miliar untuk acara. Kemudian saya panggil Pak Sugiharto, kemudian kami tugaskan Pak Drajat Wisnu untuk menyampaikan uang itu ke orang yang merupakan kepercayaan Pak Akom yang menunggu rumah dinas Pak Akom di Kalibata," kata Irman saat diminta menanggapi kesaksian Akom dalam sidang di Pengadilan Negeri Tindak Pidana Korupsi (PN Tipikor) Jakarta, Jalan Bungur Besar Raya, Jakarta Pusat, Kamis (6/4/2017).

Namun Akom mengaku benar-benar tidak tahu soal itu. Dia meminta identitas orang yang disebut sebagai suruhannya dibuka.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya ingin sekali masalah ini clear. Orang yang menunggu rumah saya itu, siapa namanya, nomornya? Saya nggak enak berhadapan dengan masyarakat Indonesia. Saya tidak pernah menyuruh, tidak pernah meminta ke Pak Irman," ujar Akom.

Sebelumnya Akom membantah jika dikatakan meminta uang kepada Irman untuk kegiatan sosialisasi tentang Undang-undang Administrasi Kependudukan di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. "Saya nggak pernah meminta uang untuk kegiatan itu dan itu acara oleh Kemdagri. Nggak pernah, saya yakin," ucap Akom.

Dalam surat dakwaan, Irman dan Sugiharto disebutkan Akom menerima USD 100 ribu pada pertengahan 2013. Uang itu untuk membiayai pertemuan Akom dengan camat, kepala desa, dan tokoh masyarakat di Kabupaten Bekasi. (dhn/fdn)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads