"Kita berharap Rusia dan Amerika menafikan perbedaan politik lokal, tapi selesaikan dulu ISIS," kata Tito di Wisma Duta Besar Rusia, Jalan Denpasar Raya, Jakarta Selatan, Kamis (6/3/2017).
Perang saudara di Suriah melibatkan kelompok pro pemerintahan Bashar al-Assad yang dibantu oleh Rusia, dan pihak pemberontak pemerintah yang dihantu oleh militer Amerika. Sedangkan kelompok ISIS tidak memihak pada dua kekuatan tersebut. ISIS, menurut Tito, mencari kesempatan untuk melakukan aksi teror mereka.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Tito, Indonesia memiliki hubungan baik dengan Rusia maupun Amerika. Karena itu, pihak Indonesia akan berusaha menjadi jembatan bagi dua negara tersebut.
Apalagi, saat ini hubungan antara Presiden Rusia Vladimir Putin dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump cukup baik.
"Indonesia karena memiliki hubungan baik dengan Rusia, dengan Amerika, kita mencoba menyampaikan, memediasi itu. Syukur kalau kedua belah pihak bisa bertemu," imbuhnya.
Di depan delegasi Rusia, Tito menyampaikan beberapa poin penting tentang kerja sama antara Polri dan Kepolisian Rusia dalam penanggulangan terorisme.
Poin pentingnya adalah, akan ada pertukaran informasi antar badan intelijen terkait tindakan terorisme. Kemudian, Polri akan meningkatkan kapasitas SDM dengan cara belajar teknologi dari Rusia.
"Rusia jago bidang IT, kita harus belajar, kita harapkan teknologi dari rusia yang bisa ditransfer. Kita beli lah karena IT-nya bagus dan relatif lebih murah dibanding negara barat," pungkasnya. (brt/idh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini